perjalanan blogwalking sore tadi, membawa gue terdampar ke satu blog yang berisi kata-kata renungan dan kata-kata pembangkit motivasi diri, dari situ gue mendapat kalimat-kalimat seperti ini :
Cermin tak pernah berbohong? Cermin selalu berdusta. Ia berdusta kepada kita dan bayangan kita. Ia berbohong tentang kiri dan kanan. Ia berbohong tentang timur dan barat.
Jangan pernah bertanya pada nurani, karena ia seperti cermin. Biarkan ia pecah dan berantakan, lalu lihat dirimu yang terkutuk.
sempat gue merenungkan hal itu. seketika gue menghadap cermin, berkaca, menatap diri dalam cermin, menyelami diri sendiri, mencari arti dan juga makna dari kalimat-kalimat itu.
Ada orang yang berpendapat, yang paling mengenal dirinya adalah dirinya sendiri. Dan menurut satu postingan seorang teman yang pernah gue baca, pendapat seperti itu adalah pendapat yang paling sombong di muka bumi ini. Karena menurutnya terlalu banyak bagian dari diri kita ini yang hanya terlihat dari luar saja.
Bolehlah kita menganggap diri kita paling baik, paling sempurna dan paling bersih. Namun jika cermin menunjukkan hal yang lain, maka kita harus mengaku kalah dan membuang jauh-jauh keyakinan diri tersebut.
salah satu peribahasa buruk rupa cermin di belah?? Yang artinya kita harus sering-sering bercermin, karena sikap kita merupakan cerminan hati dan yang lainnya.
Filosofi cermin yang diambil adalah sesuatu yang menunjuk pada diri kita sendiri, point to ourselves, karena pada hakekatnya begitulah fungsi cermin menampilkan bayangan diri kita agar kita dapat memperbaiki apa yang perlu diperbaiki, membangun apa yang perlu dibangun.
gue pernah baca di postingan seorang teman, ungkapan sikap orang lain terhadap kita adalah cerminan diri kita. Ungkapan itu menurut gue mewakili juga istilah hukum karma, tabur panen, timbal balik dan ratusan ungkapan lainnya. gue setuju dengan ungkapan itu kalau mau dihargai orang lain ya harus menghargai orang lain juga… begitulah salah satu implementasinya dan hal yang paling penting, orang lain akan melihat hal yang sama seperti kita memiliki sebuah cermin.
Yang namanya manusia melihat apa yg ingin dia lihat dan hanya mendengar apa yang ingin ia dengar sampai akhirnya ketika kita bercermin maka kita akan melihat sosok orang lain.
kesimpulan yang gue dapat, kalau ingin melihat diri sendiri sebenar-benarnya dan memperbaiki kesalahan, lihatlah cermin yang satu itu. Dia berada dekat sekali, tidak sampai sejengkal dari benda berdegup penanda hidup matinya manusia. Suara dan gambarnya selalu ada tetapi karena pahit yang ditampilkan, tak mau kita melihatnya. Ia tidak bisa goyah, percayalah sehebat apapun kita berdebat ia tidak berubah, sejauh apapun kita berpaling ia tidak akan pergi, setebal dan semahal apapun pakaian yang kita kenakan ia selalu dapat melihat ke dalam diri kita yang telanjang, yahhh... itulah nurani.
hanya saja, dapatkah kita untuk itu?
ReplyDeleteKita lebih sering menutup mata dan telinga.
Apakah ada perbedaan antara "hati" dan "nurani" terus kalau digabung "hati nurani" apa pula maknanya yah? :lol:
ReplyDeletememang tempat untuk merenung nih
ReplyDeletemantab,
pulang dari sini merenung lagi ah,,,
perenungan yang singkat tapi padat maknanya.....
ReplyDelete*merenung dulu di depan cermin*
postingan ini bisa jadi cermin, cuma saya kok kurang sreg dengan judul blog, ruang untuk mengeluh. MENGELUH hmm kok kurang sip, tapi itu khan terserah yang pungya blog.. mohon maaf kalau kurang berkenan..ini hanya keluhan saya
ReplyDeleteada benarnya juga apa yg dikatakan.
ReplyDeletecermin.. memang slalu membalikkan fakta..
sisi kiri menjadi kanan, sisi kanan menjadi kiri..
pada sisi sisi inilah cermin berdusta..
tapi selebihnya... ia benar.
Jiah,,, gue jg shock waktu blogwalking,, sama tema-nya.. wwkwkwk
ReplyDeletehahahaha
notepad memang oke!
:)
oOo... nurani to cerminnya itu mbak?
ReplyDeletedua pendapat yang berbeda mengenai cermin ....
ReplyDeletelia tidak pernah terlalu memusingkan istilah ini krn lia paling jarang melihat kecermin..
pake jilbab aja tanpa cermin :lol:
tapi setelah membaca ini.. lia mendapatkan sesuatu yang baru...ungkapan sikap orang lain.. sisi dua cermin and so forth....
thanks sist .... belajar sesuatu nih
ada beberapa hal yang bisa dijadikan pandangan dalam kehidupan... salah satunya adalah cermin,,, entah berapa makna yang disampaikan bebrapa orang... Salah satunya sebuah cerita yang saya dapatkan dari sini...
ReplyDeletebenar2 cermin yang mengerikan ya. h .. .
ReplyDeletememang cermin dapat melihat tampak belakang kita. .sedangkan kita tidak dapat :(
yg penting jgn sampai merusak cermin jika kita melihat ada gambar buruk rupa saat becermin.
ReplyDelete:mrgreen:
buruk muka, cermin jgn dibelah
sangat sulit untuk melihat diri sendiri, namun ada baiknya setiap kejadian itu kita refleksikan kepada diri kita, sukses selalu
ReplyDeletetak ada yg lebih sempurna selain diriNYA
ReplyDeleteseorang yg mengakui tak berdosa pun belum tentu hebat
seorang pendosa pun slalu ingin bertobat
cermin yg bermakna..
numpang baca2 yeh ;p
sering saya bertanya pada cermin.
ReplyDelete"cermin jawablah dengan jujur.. siapa pria paling tampan?"
cermin menjawab.
RULLY!!!
Salam kenal dulu mbak...sukses selalu
ReplyDeletekadang cermin kugunakan untuk merefleksi diri ry... ngaca sejauh mana diriku sekarang dan kemarin tuk melambungkan angan di masa datang
ReplyDeleterenungan yang sarat makna.
ReplyDeleteperilaku orang lain yg kita terima itu ibarat cerminan dr diri kita yg sebenarnya, mungkin ada benar nya , mungkin juga tidak.
krn sikap orang lain itupun tergantung dr nurani yg dimilikinya,
sementara kita tak pernah tau nuraninya ,kita hanya tau nurani kita sendiri.
dan, nurani memang tak pernah bohong, dialah yg selalu membisikkan yg benar, namun seringnya kita pura2 tuli utk tak mendengarnya
salam.
cermin, mirror, .... topik blog ini ...
ReplyDeleteemang enak untuk renungan artikel ini.
*salam kenal
harus direnungi,postingan penuh makna..:p
ReplyDeletesemuanya tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya, tapi jika ingin melihat diri sendiri lihatlah bagaimana cara orang melihat kita
ReplyDeleteYah, itu mungkin kenapa cermin diri kita adalah ucapan dan perkataan orang lain, mungkin itu saran atau kritik...saya cuma belajar, ternyata yang namanya manusia kalo menilai dirinya sendiri , seringkali hanya merasionalkan subjektifitas yang ternyata hasilnya kurang akurat dari penilaian diri tersebut
ReplyDeleteKetika cermin tak lagi dipercaya
ReplyDeleteBeralihlah ke genangan air yang mungkin tidak datar,
tapi ia jujur dalam menggambarkan betapa tidak mudahnya menilai seseorang
Nice post :)
setuju bgt sama komntarnya mas elmody,, hehehe
ReplyDeletehmm..
ReplyDeletejadi apa peribahasa buruk muka cermin dibelah..???
sedang merenung............
ReplyDeletekayaknya nama blog ini lebih baus kalau
merenung deh mas
daripada mengeluh
ehheheheh
setuju sama om ini.. :mrgreen:
ReplyDeletecermin bagi saya untuk merefleksikan diri.. baik dari orng lain berupa kritik dan saran, maupun dari hasil perenungan diri. yg oenting bagi saya dapat membawa diri saya ke hal-hal yg lebih baik lg.. :D
ReplyDeletelife is a mirror......
ReplyDeletekalo hati nurani itu nama parpol pak :p
ReplyDeletejadi inget sama peribahasa" yg pake kata cermin :)
ReplyDeletebeeh mengena banget nih artikelnya
ReplyDeletecermin emang ga pernah berbohong
sip sip
tp saya takut dengan cermin. karena malu ngeliat muka sy yang ganteng
ReplyDelete*dirajam masa*
jadi inget kisah sebuah dongeng, kurang lebih ucapannya begini "wahai cermin katakanlah siapa wanita paling cantik di dunia ini" :lol:
ReplyDelete-- kalau cermin saja bohong, jadi siapa yg pantas dijadikan pantulan kita?..
ReplyDelete--anyway tulisan cerminnya dalem jg ya maknanya.. :)