Ada apa dengan Bakso???

Menindak lanjuti komentar dari salah satu temen di Blog ku yang sempet protes karena isi blog ku selalu curhat dan curhat melulu, dan sang teman ini nyaranin aku untuk posting tentang makanan akhirnya aku lanjutkan sarannya dengan menulis postingan ini, dan sepertinya si temen ini tau banget kalau aku suka MAKAN!


Tau bakso??? Pasti semua tau dan nggak asing lagi dengan kuliner yang satu ini dan aku yakin banget semua orang pasti menyukai makanan ini. seperti halnya aku, mau bakso tentengan, bakso sapi, bakso tenis, bakso pingpong sampe bakso kasti sekalipun aku suka. kemarin ketika mengunjungi blognya sunflo, aku sempet dibuat ngiler dengan bakso buatannya, dan jujur aja semenjak jerawat bermotif polkadot ini menjajah wajahku, aku sempet berhenti total mengkonsumsi bakso, karena fakta membuktikan setiap habis makan bakso efeknya aku rasain langsung di mukaku, akan tumbuh benjolan kecil bernanah yang ampunnnn aku benci banget pokoknya.

Nah, Karena nggak ahli di dapur dan jujur aja kalau males, pulang kerja nyempetin singgah ke salah satu warung bakso yang katanya paling top markotop di kota ku. Dan memang bakso yang di sajiin kelihatan maknyus dengan bakso yang hampir segede mangkok, Setelah bernegosiasi dengan mas bakso mengenai pesananku, nggak pake tetelan, banyakin sayur sama bawang gorengnya akhirnya siang itu bakso pesananku datang. Dan mulailah aku mengajukan pertanyaan standar “Boleh minta sambelnya mas?” jlegeeeeeerrrrrrr! Jawaban mas bakso terdengar bagaikan petir di siang bolong. “ sambalnya habis mbak,”

Ouch.... hatiku terasa bagai disayat-sayat sembilu. diiris tipis-tipis dan dicelup ke sari jeruk nipis. siap dihidangkan dengan kentang goreng.
makan Bakso gak pake sambal gitu lho??? aku harus segera lapor ke YLKI nih. harusnya mas itu ngasih tau di awal kan kalo dia kehabisan sambel, atau nanyain aku mau ngelanjutin mesen bakso apa nggak. Dengan muka manyun nyiasatin makan bakso tanpa sambel digantiin dengan banyakin nuangin Kecap ke mangkok bakso ku, akhirnya ini untuk pertama kalinya aku makan bakso jadi kerasa seperti makan pecel, manis banget.

Yah, apalah itu mau pecel kek, mau somay kek mau batagor kek, hasratku untuk makan bakso akhirnya terpenuhi juga.

To be continued….(Bukan lagi mau ngebahas tentang bakso tanpa sambel)
Hmmmm….malam yang tak terduga, sempet bikin ilfil dan pengen muntah…. Ada apa???

Mari lanjutkan membaca…..

Mungkin postinganku kali ini akan menimbulkan reaksi keras dari para tukang bakso di penjuru tanah air (lebay ahh…) ceritanya tadi malem bude ku datang kerumah bawa gossip seru, biasalah ibu-ibu heheheeh…gossip ini sangat mengangguku sebagai salah satu pecinta kuliner yang bernama bakso. Cerita bermula ketika salah satu adik ipar bude yaitu Lek Iman pergi ke salah satu warung bakso yang ada di kotaku (nama dan tempat di rahasiakan demi menghormati para tukang bakso).

Kronologis ceritanya, Lek Iman pergi ke Tempat Pelelangan ikan yang berada di ujung pelabuhan, sempet mampir ke salah satu warung bakso di sekitar pelabuhan tersebut, Lek Iman berencana untuk numpang bentar ke toilet dan Jlegeerrr.... Astagfirullah Lek Iman melihat 3 karung kepala tikus di bagian belakang warung tersebut.

Nah, setelah mendengar pengakuan dari Lek Iman tersebut, apa yang anda pikirkan????????

Positif thinking [+] dulu aja dech,
Ah jangan su’uzon gak baik, itu mungkin bukan kepala tikus, tapi kepala kodok (wkwkwkwkwk sama aja parahnya), atau bisa aja, di warung baksonya banyak tikus, dan si tukang bakso berhasil membasminya tadi malam. Hmm…yang terakhir kali aja mata Lek Iman dah rabun jadi bias saja kan dia salah lihat (bener nggak?)

Negative thinkingnya [-]
Wah...Jangan-jangan bakso yang dibuat selama ini terbuat dari daging tikus, atau si tukang bakso berdarah dingin, benci sama tikus sampe sekejam itu membasmi tikus dengan cara memotong kepala tikus.

Waduhh….ada apa dengan TIKUS?????

Bakso dari daging Tikus, bukan pertama kali ini terjadi dan bukan rahasia umum lagi kalo ada oknum-oknum yang nggak mau rugi dengan menjual bakso terbuat dari daging tikus yang jelas-jelas sangat merugikan konsumen. Apapun itu, cerita ini jadi kepikirian di kepala ku, benarkah atau jangan-jangan aku pun pernah menyantapnya.

Dari peristiwa ini bisa ditarik kesimpulan, untuk para pecinta bakso sepatutnyalah kita waspada dan teliti sebelum membeli, karena perbuatan satu orang bias merugikan orang lain, tidak saja untuk para penikmat bakso tapi juga akan berimbas kepada para pengusaha bakso, karena perbuatan satu orang, maka juga akan merugikan para pedagang bakso yang lainnya. Apalagi sudah ada UU yang mengatur yaitu Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) antara lain mengatur hak dan kewajiban konsumen.

Pendapat aku pribadi, yang kayak gini emang harus diungkap biar masyarakat tau yang sebenarnya. Semoga aja para penjual bakso ‘tikus’ bisa kembali ke jalan yang benar, dan ke depannya mereka jadi sadar dan tidak mengulangi lagi perbuatannya, sehingga penikmat2 bakso (seperti saya ini) tidak ragu2 lagi untuk makan bakso.

Setujuuuu…???