Beberapa hari yang lalu, Empus masih kelihatan sehat, tapi kemarin sewaktu aku pulang kerja, bulek titik ngasih tau aku kalau empus sakit, sepertinya mabuk, keracunan makanan gitu. Sampai tadi malam ibu sama bulek titik masih sibuk nyari-nyari empus , empus hilang…..
Memang aku tak begitu menyukai empus, bukan karena benci atau apa, tapi dari kecil aku memang alergi kucing. Walaupun dirumah selalu melihara kucing tapi aku hampir nggak pernah nyentuh. Empus memang kucing kesayangan seisi rumah, ibu, acu, bulek titik sampe anak-anaknya Bulek titik, kalo kerumah, empus bisa jadi mainan buat mereka.
Tadi siang, aku dikejutkan dengan teriakan ibu, “Empus sekarat…..!” ternyata dari semalam empus diluar rumah tepatnya di samping kamar ibu. Kasihan empus, tubuhnya dingin, matanya terbelalak, Empus kesakitan, empus sedang meregang nyawa.
Merinding, aku merinding melihat Empus kesakitan, bukan karena geli, tapi aku jadi bisa merasakan kesakitan empus, ia tergolek lemah tak berdaya, nyawa empus sudah hampir di tenggorokan terdengar suara dari tenggorokannya. Aku tak bisa membayangkan bagaimana sakitnya meregang nyawa, menempuhi sekarat, bertarung dengan malaikat penjagal nyawa. Kalau seekor kucing mengeong kesakitan saat meregang nyawa, maka kita pun berteriak, mata terbelalak, lidah terjulur menahan sakitnya sakaratul maut.
Namun ketika sudah tiba waktunya tak satupun bisa menolak.
Apapun kondisinya, harus terima resiko berhadapan dengan malaikat
pencabut nyawa dalam keadaan serba kekurangan. Kurang amal, kurang
ibadah, kurang taat, kurang segalanya.
Nah, disinilah kesamaan kita dengan Empus. Sesungguhnya
kita pun tengah berada dalam antrian menunggu ajal. Siap tidak siap,
suka tidak suka, pada waktunya kita akan bertemu dengan Izrail sang
pemutus kenikmatan dunia. Sama dengan hewan-hewan yang tak
menyadari kapan kematian akan tiba, kita pun tak pernah sadar bahwa masa itu sudah dekat, bahkan sangat dekat.
Dunia, gemerlap kebahagiaan yang menyertai kehidupan yang dijalani
sehingga menganggap kehidupan ini akan abadi. Sampai tiba-tiba Izrail
sudah berdiri tepat di hadapan, barulah kita sadar, bahwa kematian
memang selalu datang lebih cepat dari yang kita sangka.
Sama juga dengan Empus, saat malaikat menjemput ruh ini
untuk berhadapan dengan Allah, untuk memertanggungjawabkan segala amanah selama di dunia, kita benar-benar tak siap dan merasa memiliki banyak kekurangan. Kurang amal shaleh, kurang sedekah, kurang zakat, kurang ibadah, kurang taat, kurang takwa, kurang peduli, kurang segalanya.
Padahal sebelumnya kita sempat mengira bekal yang disiapkan sudah cukup. Ternyata tidak, sama sekali tidak cukup. Sebab kita lupa, bahwa
perjalanan akhirat jauh lebih panjang, lebih lama dari kehidupan dunia
yang sangat singkat. Ibarat perjalanan jauh, maka kehidupan dunia ini
hanyalah sebuah persinggahan sesaat. Kita benar-benar lupa, dan mengira kehidupan dunia akan kekal. Padahal keabadian itu ada di kehidupan selanjutnya, bukan di dunia.
Dan bila benar-benar waktu itu tiba, terbelalak lah mata ini karena tak
mengira secepat itu Izrail tiba. Maka tak sedikit dari kita yang
meregang nyawa dengan berteriak kesakitan, perih yang tiada pernah
dirasakan oleh manusia manapun semasa hidup. Lebih perih lagi saat
membayangkan ganjaran apa yang bakal kita terima di akhirat kelak,
sesuai dengan apa-apa yang pernah kita kerjakan di dunia.
Kalau seekor Kucing mengeong kesakitan saat meregang nyawa, maka kita pun berteriak, mata terbelalak, lidah terjulur menahan sakitnya melepas ruh. Yakinlah, masih ada yang lebih perih yang bakal kita terima di hadapan Allah sesudah sakit meregang nyawa. Itu semua tergantung apa-apa yang kita perbuat selama di dunia. Maka tersenyumlah wahai jiwa yang semasa hidupnya dipenuhi amal shaleh, dihiasi ketaatan serta menjadikan dirinya matahari bagi kehidupan orang lain. Astaghfirullaah.
Saat meregang nyawa, jauhkan segala rasa dan asa yg ada pada selain Dia... Itu akan membuat sakaratul maut kita, terasa seperti orang mau tidur lelap... Kematian itu indah dan nikmat, jika tau cara melewati dan siap menghadapinya...
ReplyDeleteSaia jd ikut merinding baca tulisan ini, mbak...
ReplyDeleteSemoga empus tenang di sisi-nya... :)
Tiap2 yg bernyawa pasti merasakan kematian ... Semoga kita siap membawa amal kita kelak saat waktu itu tiba ... Salam kenal mbak ...
ReplyDeletemalem tary.......
ReplyDeletemampir dulu ya....
Duh... T_T sama sama berduka
ReplyDeleteKehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. aku masih tak menyadari bahwa hari-hari yang dilewati justru semakin mendekatkan kepada kematian sebagaimana yang di ceritakan di atas :( . Moga kita mati dalam keadaan khusnul khotimah…
ReplyDeleteItu Empus akhirnya sembuh ato nggak? :|
ReplyDeleteBulan ini banyak sekali ya yang harus berpisah dengan kucingnya... >.<
Ajal memang tidak bisa diduga... walau kadang banyak orang yang sudah ada firasat ketika malaikat maut menjemput. Yah, nggak ada salahnya berjaga jaga...
Macam betul, padahal aku juga bukan orang yang saleh huhuhu... e_e
Saya ampe merinding bacanya, ternyata hewan pun merasakan sakitnya sakaratul maut ya..
ReplyDeletempuusss mmeeooong
ReplyDeletekita sama rasakan penderitaannya...
Kita semua memang jadi CAMAT (calon mati), hanya amal ibadah yang baik yang akan menemani kita di sana
ReplyDeleteselamat pagi :D
ReplyDelete:cry: ajal adalah takdir yang takkan pernah bisa ditolak oleh siapapun baik manusia ataupun oleh mahluk hidup lainnya..hanya amal & ibadah yang bisa menyelamatkan kita di akhirat nanti
turut berduka buat mahluk yang bernama 'Empus'
selamat berakhir pekan sizt..
-salam hangat-
eh...ada om kucing :mrgreen:
ReplyDeleteSalam Takzim
ReplyDeleteSeluruh mahluk, saat meregang nyawa memang hanya bisa menyaksikan tetapi tidak bisa merasakan betapa sakitnya, Syukurlah kalau diperlihatkan karena dipersaksian itu kita bisa memperbaiki sikap-sikap kita.
Salam Takzim Batavusqu
semoga kita semua dapat khusnul khotimah sehingga saat sakaratul maut nanti tidak menjadi saat yg menyeramkan lagi buat kita:D
ReplyDeleteJadi takut, sis :D hwehhehe... yang penting adalah berbuat baiklah seolah hendak mati besok (kutipan dari mana tuh :p lupa gue). Btw liat dund foto2 kegiatan radionya? Radio apa, sis? Kalo radio kami sih, radio kampung yang berkembang di kampung juga hehehehe ;))
ReplyDeleteMantap neh mbak...
ReplyDeletePencerahan via Empus
Pasti...kita smua pasti meninggalkan dunia ini. Entah kapan?
Yg harus Bendol lakukan adalah, "menyiapkan" diri tuk menghadapinya
;)
Makasih mbak
turut berduka atas meninggalnya empus... semoga diterima di sisiNya
ReplyDeleteMati itu gimana yach ? gak ada yg tau. Yg jelas semua akan merasakannya.
ReplyDeleteApakah bisa kita tidak menangis ketika orang yg kita cintai kelihangan nyawa ? saya lagi belajar hal itu, karena kehilangan nyawa bukan berarti kehilangan dia. hanya wujudnya saja yg tak ada
Dulu saat anjing saya juga mau meregang nyawa, saya ketakutan. Ketakutan akan kehilangan dia, sedih, dan itu membuat saya menghindar menyaksikannya. Tp penyesalan itu masih ada sampai sekarang, karena saya tau dia pasti berharap ada saya di sampingnya tp saya malah menjauh. :(
ReplyDeleteKunjungan balik, seneng lihat postingannya. Moga bisa terjalin silaturahmi yang baik, amin.
ReplyDeleteKadang, tidak ada yang bisa kita perbuat, walau seakan kita bahkan bersiap untuk menghentikan waktu seandainya kita mampu.
ReplyDeleteHai? Apa kabar mbak Tary...lama ga kesini..hehe
ReplyDeletehehehe...semoga arwahnya diterima di sisi NYA..
ReplyDeleteDengan mengingat kematian, semoga kita bisa semakin siap nantinya. Artinya..kita harus selalu siap bekal, bekal amal sholeh...mudah2an kita selalu dalam rahmat NYA...amiin
Makanya kita dianjurkan untuk mengunjungi orang meninggal, tujuannya supaya ingat mati. Mengingat kematian tentu jadinya takut dengan Allah sehingga tergerak untuk amar ma'ruf nahi munkar. Mudah-mudahan kita sudah siap lahir batin menerima ajal jika sampai waktunya nanti.
ReplyDeleteSalah satu dari rahasia-Nya, dan kita beruntung beroleh limpah rahmat-Nya, dan belajar hikmat-Nya..Dia lah Yang Terpuji. Amin.
ReplyDeletedan itulah Kuasa Alloh..........
ReplyDeletebanyak sesuatu yg tak pernah kita mengerti akan rencanaNya
salam hangat dari blue
p cabar
Sebuah takdir yg mesti dijalani setiap yg bernyawa..
ReplyDeleteturut berduka ya atas diambilnya empus.....
ReplyDeleteyg sabar ya.....
ReplyDeletesemoga empus bisa damai dialam sana....
selamat pagi
ReplyDeletesemua makhluk hidup akan sama derajatnya saat berjumpa dengan kematian.
RIP empus...
terima kasih dan mohon maaf :o
all: makasih friend, untuk komen2 nya, yah memang semua yg bernyawa akhirnya akan kembali kepada Sang Pencipta, semoga kita selalu berada di jalan Allah agar selalu siap dalam menghadapi sakaratul maut. amin...
ReplyDeleteRest in peace empus
ReplyDeletekasian ya si empus, tapi emang udah ajalnya... hiks..
ReplyDeleteSekarang banyak loh orang yang tega meracuni binatang.
ReplyDeleteSeperti di samping rumahku, aku beberapa kali ngelihat burung2 kecil, meregang nyawa juga dan akhirnya mati :(
jadi inget kucing aku yang udah mati..
ReplyDeletehiks..
rully herdita
Saling mengingatkan untuk kematian adalah hal yang baik. salah ibadah yang utama juga adalah mengingat mati...
ReplyDeleteSalam persahabatan dari Balikpapan.
Sedih bangget bacanya..
ReplyDeleteTrus gimana nasib si Empus selanjutnya ?
dikurbukan kah ,atau diapakan ?
speechless..
ReplyDeleteteringat banyak dosa.. :(