Masuk Gramedia, ku temukan : Orang Ketiga

Selasa kemaren, bangun tidur buka FB, dapet message kejutan dari PAKDHE CHOLIK, duhh senengnya Pakdhe ku yang guanteng tenan ini mau kasih hadiah novel buatku. Dan sekarang udah gak sabaran menunggu kedatangan hadiah dari pakdhe yang saat ini novelnya sedang otw dari Surabaya ke Bangka.

Sambil menunggu datangnya hadiah dari pakdhe, kakiku sudah gatal pengen masuk gramedia lagi padahal gaji bulan ini harus telat sehari karena alasan teknis dari kantor, dan memang setelah dirinci bayar utang sana sini, dana buat belanja buku memang hampir nggak ada. Berbekal uang 60 ribu rupiah, aku nekad ngajakin Mbak Riska masuk Gramedia hunting-hunting novel kali aja ada yang diskon. Sambil minjem ID Card nya mbak Riska,karena id card ku expired. Berharap bisa beli novel dapet potongan 20%. Karena Sonora sama Gramedia itu adik kakak alias satu group, maka karyawan Sonora yg beli buku di Gramed bisa dapet diskon 10-20 %, ya lumayanlah….

Setelah cukup lama bolak-balik cari novel bagus yang murah…. Akhirnya mataku tertuju ke sebuah novel karangan Yudhita Hardini yang judulnya Orang Ketiga, bukan new release sih, novel ini udah beberapa bulan bertengger di Gramedia cuma belum kepikiran beli waktu itu.Sekali baca bagian belakang sampulnya…. Jadi melintir dan kembali inget ke peristiwa 2 bulan yang lalu. Ehemmm…. Buat yang belum baca novel ini, Sedikit saya certain disini sinopsisnya.

Cerita nya tentang seorang cewek yang bernama Anggi, yang terlibat hubungan cinta segitiga dengan temen sekantornya yang bernama Angga, yang ternyata udah punya tunangan… jadi nomor dua dalam cinta memang gak enak intinya, kita tak bisa leluasa menggandeng atau menggenggam erat tangan pacar kita didepan semua orang. Dan pada dasarnya orang kedua sulit menuntut untuk menjadi yang pertama. Dari situ muncul konflik dari dalam diri Anggi, gimana membuat keputusan untuk berhenti atau bertahan dengan cintanya.

Dari sampul belakangnya, aku tertarik ternyata Cerita cinta tak hanya selalu milik dua orang. Ada orang ketiga. Tak ada yang lebih menyakitkan daripada menatap kedua mata orang yang kamu cintai, lalu menemukan bayangan orang lain terpantul disana.
Jadi orang ketiga bukan sesuatu hal yang membanggakan. Namun hati kadang terlalu naïf pada godaan bernama cinta. Tanpa bisa dicegah, tau-tau saja kamu terjebak dalam hubungan segitiga. Kamu berusaha keluar, mencari jalan pulang. Kamu bahkan menumpuk banyak alasan untuk berhenti memikirkannya berhenti menginginkannya. Sayangnya terlambat… kamu terlanjur mencintainya.

Membaca novel ini menyadarkan kita, sedalam apapun cinta yang dimiliki untuk seseorang tidak akan bahagia selagi kita memilih untuk menjadi orang ketiga a.k.a selingkuhan. Kita akan merasa ketakutan dan tidak bisa seutuhnya memiliki orang yang kita sayangi. Belum lagi ketika melihatnya berbicara mesra dengan kekasih sebenarnya. Bukan kebahagiaan yang kita dapatkan, melainkan kesedihan.

Apa yang bikin aku tertarik sama novel ini???
Ceritanya sederhana… mengalir apa adanya, fenomena yg banyak terjadi sih, dan jujur aja, aku sering mendengar cerita teman yang ngalamin hal seperti ini, menjadi orang ketiga.