Semarak kehidupan khas pedesaan di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, musnah jadi abu sejak Merapi secara berantai memuntahkan lava dan awan panasnya tanggal 26 Oktober, 30 Oktober, dan 4 November 2010. Namun, barangkali kita lupa, dusun-dusun di lereng Merapi itu sepanjang sejarahnya timbul- tenggelam bersama letusan gunung yang nyaris jadi kubur sejarah ini.
Sejumlah pencinta alam mencatat, pascaletusan 2006, rumpun-rumpun bunga abadi edelweis marak dan menari-nari di lapangan Kali Adem.
Penduduk melarang mahasiswa pencinta alam mencabut dan menjualnya. Penduduk menjaga edelweis itu untuk "dijual" kepada wisatawan sebagai tontonan.
Meski semua usaha manusia seolah sia-sia, karena waktu dan perubahan alam akan menggulungnya, toh orang tetap mencatat indahnya edelweis yang pernah turun, juga lelucon-lelucon Mbah Maridjan yang mengejutkan.
Dibawah ini juga saya upload foto-foto yang saya ambil dari kompas.com
sumber: kompas.com
Tak mampu berujar apa-apa. hanya seuntai do'a dan harapan tulus dalam hati. Ya ALLAH... sudahi perih ini dan tabahkan hati saudara-saudaraku di sana.
Thanks sudah mampir ke blog saya, Bingung mau komen apa... hmmm...saya suka edelweis, hahahahhaha.... PS: saya sempet kaget player lagu saya berbunyi dua lagu, tapi udah ketemu biangnya, hahahhaha...
ReplyDeletesedih liat foto2nya...semoga bencana ini segera berakhir..
ReplyDeletesemoga keadaan ini cepat berlalu...
ReplyDeletesemoga diberikan perlindungan bagi kita semua. :)
ketika semua berlalu semoga lebih banyak lagi edelweis nya ^^
ReplyDeletemeng amini doa mu sist...
Sangat memilukan
ReplyDeletesemoga saudara kita di beri ketabahan
innalillahi, sungguh poto yg sangat menyentuh ...
ReplyDeletesemoga semua penderitaan cepat berlalu . Amin ...
:(
Salam BURUNG HANTU
sedih hati ini
ReplyDeletesedih
Allah, tolong mereka
Ya Rab angkatlah dan segeralah jauhkan cobaan itu dari saudara2 kami yg sedang kena musibah ... amin!
ReplyDeletesedih lihat foto-foto
ReplyDeletesemoga bencana cepat berlalu dari negeri kita...
btw, perasaan foto nya itu dari AP yah? pa bener? atau AP yang dompleng?
ReplyDeleteah lupain aja, tapi gw ngeri ngeliat foto2 nya
Hohoho... merapi...
ReplyDeleteKami di sini, di antara abu2 yang menggunung
mencoba bertahan untuk 1 kali lagi tarikan nafas
dingin, pengap, jerit tangis
jadi teman sejati melewati malam demi malam lagi
detik demi detik lagi
doa kalian sodara2 kami
semoga esok...
Alam sudah kembali bersahabat dengan kami
'suara relawan jalin merapi'
NB : nubie... lg blogwalking. Numpang parkir tulisan. Hehehe
semoga bencana ini lekas berakhir dan manusia tak lagi serakah pada alam
ReplyDeleteBencana datang tak kenal tempat dan waktu, bahkan sang edelweis-pun pergi entah kemana.
ReplyDeletehanya mampu menyelipkan doa ditiap sujudku,agar musibah ini segera berlalu,amin
ReplyDeletesalam
Temen saya ada yg namanya edelweis
ReplyDeleteada foto-foto yg lebih memukau lagi disini: www.boston.com/bigpicture/2010/11/mount_merapis_eruptions.html
ReplyDeleteyg saya acungi jempol adalah komunikasi dan lalu lintas informasi di twitter, baik relawan maupun pemberi bantuan (misal akun @jalinmerapi dau @poslangsat).
mereka bergerak lebih kompak dan cepat daripada pemerintah. para relawan dan kita semua yang membantu adalah pahlawan sebenarnya. pemerintah: basi!
btw ngomong-ngomong soal edelweis, aku pernah pup di bawah rerimbunan pohon edelweis, loh. la gimana lagi, di puncak gunung itu ga ada wc.. :p
sebuah pengalaman yg tidak membanggakan, bahkan menjijikkan.. :p
memang dari AP (Associated Pers), Getty Images, Reuters, dsb. foto-foto begini biasanya dibeli dari mereka. jadi udah biasa di dunia jurnalistik.
ReplyDeletekebetulan ada teman yg emang fotografar Reuters, hasil penjualan foto-foto merapi yg diambilnya disumbangkan utk pengungsi merapi.. :D
heheheheh salut dech buat para relawan. pemerintah cuma bisa ngomong dan kopmeng gak jelas.
ReplyDeletebtw sayangnya edelweis kena pup nya kamu zam wkwkwkwkwwk
beneran dech zam, aku dah liat poto2nya, Ya Allah.... sedih banget jadinya.
ReplyDelete