Saturday 11 April 2015

Ngomongin Tentang Masa Depan


Seperti kebanyakan anak pada umumnya, waktu kecil kalo ditanya gue pengen jadi apa dengan sigap gue menjawab jadi Guru, kemudian seiring berjalannya waktu gue pernah berkeinginan menjadi Dokter, Pramugari, Polwan dan Penyiar Radio. Diantara semua keinginan yang pernah gue ucapin yang terakhir yang terealisasi dan jadi kenyataan.  Menjadi penyiar radio adalah cita-cita gue waktu masih duduk di bangku SMA gara-gara sering nongkrong di salah satu stasiun radio di deket sekolahan gue akhirnya terbersit keinginan agar dikenal lewat udara, dan pada masa itu profesi Penyiar Radio adalah profesi yang paling keren *itu menurut gue loh?.

Kini semenjak gue menikah dan resmi menjadi mantan Penyiar Radio gue agak sedikit menyesali keputusan gue dulu. Mulai dari tamat SMP, ketika gue bimbang memilih antara masuk SMU atau SMEA, gue sebenarnya pengen masuk SMU dan ngambil jurusan IPA atau Bahasa namun akhirnya gue terjebak dalam lingkungan yang bukan maunya gue. Karena nggak mengikuti kata hati gue akhirnya memilih masuk SMEA dan ngambil jurusan sekretaris. Begitupun ketika tamat SMEA dan masuk ke dunia perkuliahan, gue pengen banget kuliah dan ngambil jurusan Sastra namun lagi-lagi gue salah jalan dan terperangkap dalam jurusan Manajemen Informatika, begitupun akhirnya di dunia kerja lagi-lagi nggak nyambung dengan basic gue, tapi gue cukup berbangga hati bisa bekerja dalam dunia Broadcasting.

Mengenai berapa banyak salary yang dihasilkan dari bekerja sebagai pengorbit suara sepertinya sangat jauh dibandingkan profesi-profesi lainnya, apalagi itu radio milik swasta. tapi gak etis lah kalo gue sebutin disini ya... syukur alhamdulillah masih cukup buat nyicil motor tiap bulan. Gue selalu salut dengan orang-orang yang konsisten  dengan pekerjaannya, pekerjaan yang dilakoni selama bertahun-tahun dengan penuh keyakinan, meski jatuh bangun, maju mundur tapi tetap berpegang teguh pada prinsip. Gue contohin gak jauh-jauh orang tua gue sendiri, orang tua gue notabene nya adalah pedagang dan ibu gue memulai bisnis makanannya dari sejak gue SD, bisa dibilang dari bisnis itulah sampai gue dan adik gue bisa mengenyam pendidikan sampe bangku kuliah. Sudah belasan tahun meski kadang bosan dan jenuh namun ibu gue masih terus melkakoni pekerjaannya sampai sekarang. Dan yang bikin gue salut ibu gue pernah ngomong begini "rezeki kemaren, hari ini dan besok itu tentu berbeda, jadi walaupun kemarin dapet banyak dan hari ini sedikit berarti emang hanya segini yang dikasih Allah, jadi bersyukur aja". itu kata-kata penyemangat yang ampuh ketika dagangan lagi sepi atau tak habis terjual.

Gue masih jauh dari kata sukses, pencapaian gue baru sebatas itu, gue belum menjadi siapa-siapa yang patut di banggakan. Mungkin gue agak sedikit terlambat, bila dibandingkan dengan teman-teman gue yang sudah duluan sukses. tapi gue selalu mencoba mensyukuri semua pencapaian gue sampai detik ini. Kalo dulu dengan banyaknya cita-cita yang gue sebutin sampai salah satu nya jadi kenyataan, gak ada salahnya mungkin kalo bercita-cita lagi pengen jadi apa dan sukses dalam bidang apa. Akhir-akhir ini terlintas dalam pikiran gue pengen jadi Desainer, mungkin gue bisa kursus menjahit dan beli mesin jahit. Lalu terlintas juga gue pengen jadi seorang Chef dan yang terakhir gue pengen jadi Pengerajin Furniture. Wah... begitu banyaknya keinginan yang belakangan ini terlintas dalam benak gue, apa mungkin gue bisa mewujudkan salah satu nya. Akh... apa yang nggak mungkin di dunia ini kalo ada niat semoga ada jalan mewujudkan salah satunya.

Di era yang serba sulit ini emang kita dituntut untuk pinter-pinter membaca situasi dan sigap dalam mengambil kesempatan. Tuntutan hidup semakin hari semakin tingi gue sering bertanya-tanya didalam hati sebenernya profesi apa yang bisa menghasilkan pendapatan yang banyak, dalam artian menghasilkan uang yang cepat bukan ngidupin tuyul atau jin iprit ya, catet!. Dalam konteks pekerjaan yang punya prospek masa depan yang bagus. Gue agak sedikit khawatir nasib dan masa depan anak gue nanti nya, ketika ia mulai beranjak dewasa ketika ia dituntut agar bisa berdiri sendiri, profesi apa yang pas untuk anak gue lakoni agar bisa mencukupi kebutuhannya dan mendapat predikat "Orang Sukses". Sebagai orang tua gue pengen anak gue bisa lebih baik dibanding gue dulunya. Kalo dulu gue cuma bisa jadi Penyiar Radio mungkin next time anak gue bisa jadi Direktur atau pemilik stasiun radio, kalo dulu gue cuma kuliah cuma sampe D3 anak gue semoga bisa sampe S3 dan yang pasti gue pengen anak gue selalu survive dan gak berputus asa.

Gue selalu senang punya kesempatan ngobrol bareng suami tentang masa depan, dan gue paling antusias kalau di ajak berkhayal. Suami ingin si kecil Raheesa jadi Atlit Bulu Tangkis, sedangkan gue pengen Raheesa bisa jadi Dokter, lalu kenapa nggak jadi Atlit Bulu Tangkis yang berprofesi sebagai Dokter juga ya, mungkin itu ide yang bagus. Si kecil Raheesa baru berumur 2 tahun, kalo dilihat dari sekarang Raheesa suka nyanyi, hmmm... apa jadi penyanyi aja seperti Raisa ya?? tapi gue gak mau anak gue jadi Entertainer gue berharap Raheesa bisa sukses di bidang akademis dan berhasil menjadi apa yang dicita-citakannya nanti. PR gue dan suami sebagai orang tua cukup banyak ya, mulai sekarang gue harus menyiapkan masa depan yang baik untuk si kecil Raheesa, mulai dari biaya pendidikan dan pemilihan sekolah serta lingkungan yang baik untuk tempat belajarnya nanti. Gue nggak mau anak gue menyesal di kemudian hari, semoga nanti ia bisa memilih apa yang menjadi keinginannya.


0 komentar:

Post a Comment