
Hujan semalam.... aku terjebak di sebuah cafe di taman kota. sambil memandangi hujan yang turun perlahan yang di sinari lampu taman kota, hujan yang mulanya seperti jarum mulai membesar sebesar biji-biji jagung membasahi jalan dan memadati jalan di depan cafe. orang-orang berlalu lalang memakai payung menyusuri sepanjang trotoar di alun-alun taman merdeka ini.
Jalanan mulai padat tatkala antrian kendaraan roda dua dan roda empat saling rebutan jalan tak ada yang mau mengalah. dua gerobak jagung dan kacang rebus sedari tadi bisu tak bergerak, penjualnya hanya duduk membisu sambil menatap hujan yang terus saja mengguyur kota.
Sambil menatap hujan, aku berandai-andai. andai saja ini... andai saja itu. Ahh... tanpa terasa kecintaanku akan hujan semakin dalam apalagi di malam hari. hujan selalu bisa membawa imajinasi melanglang buana kemanapun aku mau. Aku selalu menyukai romantisme hujan. banyak kisah terjalin manis dalam balutan hikmat Sang Hujan. Segala kisah teduh yang ia buat jadi nyata dan segala inspirasi kehangatan yang muncul karenanya, membuat aku semakin mencintai hujan.
Hujan tak perlu reda malam ini, aku masih betah berlama-lama duduk termangu menatap hujan. berandai-andai, berkhayal apa saja, tak meminta untuk menjadi kenyataan, cukup dengan berkhayal bisa membuat tersenyum dan ada kepuasan tersendiri. Terkadang melankoli yang dikhayalkan, mengasah senyum dalam kebahagiaan namun juga tak jarang mengesahkan luka untuk menjadi semakin perih kala memandang hujan
Tau apa yang aku khayalkan???
Berada di sebuah taman ketika hujan, dan kemudian bertemu dengan Mr. Handkerchief yang tampan. Mr. Handkerchief itu maksudnya laki-laki yang siap memberikan saputangan di saat yg dibutuhkan, menghapus airmata, membalut luka, yang bersedia meminjamkan pundaknya untuk bersandar. a shoulder to cry on ... ya seperti itulah, khayalan seorang bocah memang.
Mungkin ini efek karena aktifitasku beberapa hari ini yang aku habiskan dengan membaca beberapa grafik novel dan menonton beberapa serial drama korea. Tanpa di sadari ada beberapa perubahan pada diriku, mau tidak mau alur romantisme terbawa-bawa dlm pikiranku. Sejuta kisah kubaca dan kuresapi, dan ternyata aku mencinta keajaibannya bahkan ketika menuliskan postingan ini masih saja aku berusaha menciptakan suasana romantis sendiri. hugs... hujan turunlah siang ini.
Hujan kadang romatis kadang menyedihkan, kalau terjebak di cafe sih masih mungkin romantis, tapi kalau terjebak naik motor di perjalanan antar kota pas tengah malam, ah..., jangan dibayangkan lagi.
ReplyDeletecoba kumpulin kodok... kali aja hujan mau turun.. :D
ReplyDeletehujan suramilah diriku..hujan.....
ReplyDeleteada lagu slank ya kalau gak salah yang nyanyiin itu...
waktu saya kecil saya senang hujan-hujanan...tapi sekrang ogah...
e hujan gerimis aje.... :D kalau aku malah kepengin hujan segera reda, kasihan yang pada kebanjiran....untuk melambungkan khayalan bisa cari media lain...mungkin panas, dingin, etc.. :D
ReplyDeletehujan emang romantis..
ReplyDeletepalagi.. kalo pas hujan2 lg bareng ama pacar..
trus berteduh bareng.. sambil kedinginan.. waaa
trus sambil ngobrol ringan tentang hujan..
dan mata lirak lirikan hehheee
hujan enak baunya, aku juga suka hujan :)
ReplyDeleteSangat relatif yach...seperti kata cahya , saya pernah terjebak hujan pada jalur yang sepi, mau berteduh tidak bisa, suasana malam, hal hasil saya menerobosnya dan besoknya jatuh sakit :( namun ada lain lagi, saya pernah terjebak hujan lalu berhenti disebuah emperan toko kebetulan ada ce disamping, kami kenalan akhirnya kami jadian sampai sekarang :)
ReplyDeleteTary........... sama ya kita, bunda juga suka banget sama hujan,
ReplyDeleteselalu membawa kedamaian dan kesejukan yg menyusup sampai sanubari terdalam. ( * tsaaah*) :)
Alangkah bahagianya , jika hujan itu selalu membawa berkah bukan musibah.
salam
mbak tary, aku juga suka hujan...
ReplyDeletejadi bisa lebih nyaman ngelamunin seseorang..
tapi kasian tukang es tuhh, jualannya jadi gak laku-laku..
hihihih.... ;p
penjual layangan juga ndak laku
ReplyDeletehujan..... malam ini lagi hujan....
ReplyDeleteaku butuh kehangatan..... selimut gw mana ya.... ahahaha....
waduuh,,,mengingatkanku kejadian bareng some one,,
ReplyDeletehehe,,
berkunjung mbak,,,
mbak ndaru..
ReplyDeletetukang jualan garam juga marah-marah..
karna garamnya jadi abis terkikis ujan..
hehehehhe... ;p
emang hujan itu romantis banget
ReplyDeleteapalagi kalo ujannya sedikit doang alias gerimis
beeehh
tapi kadang nggak perlu hujan untuk romantis. nggak perlu suasana dingin untuk bersikap melankolis. Cukup gue dan dia. *ihiy!*
ReplyDeletewew.. siang2 turun hujan
ReplyDeleteenaknya bubux siang , meluk guling tersayang hehehe :D
hmmm
ReplyDeletebegitu toh salah satu impian wanita
mulai sekarang sedia sapu tangan ah
hehehe
lovely,
ReplyDeleteeh daku baru mampir lagi ke rumah yang ini.
salam
malam,jeung Tary
ReplyDeletebermainlah ditengah gemerintih hujan yang menghujam perlahan lahan di tanah membecek karena engkau akan menikmati sesuatu sentuhan yang snagat lembut dihulu nadimu....bermainlah..........berlarilah,jeung tary
bermainlah bersama rinai tarian hujan berlarilah bersama sentuhan nafas dinginnya
......................engkau sangat menikmatinya seperti aku menikmati tarian hujan di sisi kelembutanmu
salam hangat dari blue
blue like banget sama hujan
Betul banget komentar mas cahya. Romantisme hujan juga tergantung dari lokasi dan kondisi. Sekarang sudah masuk musim kemarau. Semoga kita semua diberi umur panjang dan masih bisa bertemu musim hujan selanjutnya. :)
ReplyDeletemungkin dia itu Kim Bum!
ReplyDeleteRomantisme hujan.. kalau gak basah gak romantis :P
ReplyDeletewealah,,,
ReplyDeletehujan yg gimna dulu nih....
klo aku
datangnya hujan pertdna malam ini g bisa tidur nyenyak
kos ku atapnya bocor
hujan pun juga bikin saya kangen mandi hujan seperti sewaktu masa kanak-kanak dulu :-P
ReplyDeleteasal jangan hujan + badai + petir + topan :)
ReplyDeleteHujan itu enak untuk dinikmati... kalo kita berada di rumah... ada makanan dan minuman hangat, di depan kompi, dan ada sambungan internet. :oops:
ReplyDelete*gak nyambung*