Monday 21 June 2010

Akhirnya aku masuk Gramed juga!

loh...? bukannya setiap hari aku kesitu, iya setiap hari hanya untuk nyolong baca dan ngincer buku-buku mana yang hendak ku beli kalau gajian, tepatnya hunting-hunting gitu.

Untungnya berdiam di kantor yang langsung berhadapan dengan toko buku Gramedia, biasa setiap habis gajian, tempat pertama yang langsung di samperin itu adalah toko buku Gramedia, heheheh.... bukan toko bukunya, tepatnya di sudut toko buku itu ditempat penitipan barang, sebuah kotak yang di sebut Anjungan Tunai Mandiri, biasanya aku dan teman sekantor lainnya, ngantri untuk menarik uang. bulan ini kebijakan kantor membayar gaji lebih awal, bukanlah sebuah berita baik untukku. Pasalnya aku harus berhemat sampai tanggal 25 bulan depan karena gajiku minus bulan ini.

Meski semua urusan hutang piutang telah selesai semuanya, tetap saja defisit bahkan untuk membeli bedak pun tak cukup. (heheheh.... aku lupa, bukannya aku jarang beli kosmetik, aku pikir itulah untungnya menjadi aku, aku nggak perlu-perlu stress mikirin bedak habis, gincu habis atau pensil alis yang habis di serut, karena memang aku tidak terlalu butuh barang-barang itu semua, bukankah julukan perempuan hampa tanpa lipstik dan pensil alis terlanjur melekat pada diriku hikss....

Setiap bulan, biasanya aku menyisihkan sisa gaji untuk membeli novel atau buku bacaan yang memang sudah aku incer lama, bulan ini kebetulan, Gramedia berbaik hati dengan mengobral novel-novel dan buku-buku yang aku pikir masih sangat layak untuk di baca. setelah bongkar-bongkar dan sempet nyolong (baca: nyolong baca) aku ambil 7 buah novel yang menurutku bagus.

Dan tadi malam aku baru berhasil menghabiskan satu buah grafik novel dengan 284 halaman. novel ini bercerita tentang mimpi sekeping cinta yang tidak sempurna.

Dengan latar belakang kawasan kembang jepun di surabaya pada tahun 1940-an novel ini bercerita tentang:

Tjoa kim Hwa yang selalu berkedok untuk uang dan seks.
sulis yang selalu menuntut uang dan seks,
lestari yang tidak butuh uang dan seks, juga
Kaguya yang lahir karena uang dan seks.
tapi seorang Matsumi, masih mencari kehakikian cinta, bahwa ada cinta yang layak di pertahankan, ada cinta yang harus diperjuangkan dan ada cinta yang harus dilupakan.


intinya dalam novel ini, ada uang, seks, sekaligus cinta dan kebersamaan.

Aku tertarik sekali dengan gaya bahasa sastra yang di gunakan dalam novel ini. ada beberapa paragraf yang aku kutip dalam novel ini, yang menurutku pilihan kata-katanya sangat indah.

" aku sudah tak tau seperti apa bentuk cinta itu, aku tak peduli apakah cinta itu bentuknya seperti hati, atau sudah menjadi kotak-kotak, atau menjadi segi tiga, atau jajaran genjang atau justru tidak berbentuk.

aku tidak mau tau seperti apa warna cinta, kata para noni dan sinyo belanda cinta itu berwarna merah muda, kupikir itu hanya kata orang-orang yang sedang dimabuk cinta, tetapi buatkuwarna cinta mungkin sehitam jelaga...pekat atau mungkin putih, bukan putih karena suci tapi putih karena memang tak ada warna yang mampu menghiasinya...

aku tidak perlu tau rasanya cinta, semua bilang cinta itu indah karena manis dan liat karena berbentuktapi buatku tidak ada bedanya apakah cinta itu manis atau pahit, indah atau buruk, liat atau keras, karena yang kurasakan cinta adalah kesulitan".

(sulis, hal, 80-81)

"kurasa kemelaratan dan kemiskinan seperti hantu, tidak ada yang suka dia menghampiri kita, pun tidak ada yang dengan tersenyum memanggilnya, juga tidak ada yang dengan tangan terbuka menyambutnya. dia datang sendiri walaupun kita tidak pernah mengharapkannya, dia tidak berbentuk sehingga kita tidak dapat mengelak, dia bercokol dalam hidup dengan mengakarkan kesulitan".
(sujono, hal. 188)

"aku tidak perlu kecewa atau bahagia tak perlu tertawa atau menderita, karena ternyata semua bisa berubah. semua tidak kekal. semua adalah proses yang berjalan, waktu yang berputar, semua muncul, berlangsung dan lenyap. selalu begitu".
(matsumi, hal. 271)

seperti kata sang penulis, mereka adalah lelakonku.

seperti....

aku adalah lelakon sang waktu.
melakoni masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang.
rindu bayang, rindu mimpi, rindu hidup, rindu larik puisi yang tersesat di urai waktu.

Yang menarik dari buku ini bukan saja topiknya yang mengangkat tentang wanita penjual jamu, geisha, atau bahkan jugun ianfu dan efeknya di kemudian hari, tapi juga cerita yang diambil dari 4 sudut pandang, 4 tokoh yang pada akhirnya saling berkesinambungan. Cinta, tidak meminta karena sudah memiliki cukup, tidak bisa memberi karena tak berlebihan, tak pernah sakit karena selalu tulus.

Dan cintalah yang menjadi tema utama dalam buku Perempuan Kembang Jepun karya penulis wanita yang menetap di Surabaya, Lan Fang.

43 comments:

  1. emang asyik masuk toko buku tuh ry ... kapan aq bisa lagi ya?? :(

    ReplyDelete
  2. salam kenal sista.. sudah lama saya tak masuk gramedia... ^^

    ReplyDelete
  3. Menyapa Tary dimalam hari.
    Tetap semangat Tary !

    Emang sih kebanyakan novel ceritanya tentang cinta. Kayanya, cinta tuh udah jadi topik yang setiap orang siap membacanya.

    ReplyDelete
  4. sudah lama tidak membaca novel :D
    klo baca novel cinta itu mengasyikkan ya :)
    salam semangat sist

    ReplyDelete
  5. Kalau dulunya curi baca, sekarang beli dunk ?
    Novel, dulunya saya termasuk orang yang suka membaca novel selain cersil karya Kho Ping Hoo.
    Sekarang waktu banyak tersita untuk bekerja dan bekerja.

    ReplyDelete
  6. asiknya tiap bulan bisa hunting buku bagus.....,sayang tempatku jauh dipelosok hutan,gak bisa hunting buku2 bagus nie....... :(

    ReplyDelete
  7. wadu, kalau bicara novel saya tahunya novel kang Abik doang.. :D maafkan saya..hehe

    ReplyDelete
  8. Andai dikampungku ini ada gramedia..

    ReplyDelete
  9. duh, senangnya bisa borong buku sampai 7 buah, :)
    bunda dah lama juga gak ke gramed, krn utk beli buku harus tunggu dulu dananya (nabung dulu).
    novel yg indah ya Tary, jadi pingin ikutan beli :)
    salam

    ReplyDelete
  10. buku sekarang kalah ma tipi..coba sampeyan masuk rumah2 di Indonesia ini, hitung berapa jumlah rumah yang ruang tamunya ada rak buku, hitung juga ruang tamu yang ada tipinya..lalu bandingkan brapa banding brapa!!

    ReplyDelete
  11. sayangnya di ponorogo ga ada gramedia, adanya toko kelontong gramadia.. :lol:

    sukses terus mbak :)

    ReplyDelete
  12. Wah mbak tary ada kemajuan, sudah bisa beli heee....novelnya pasti bagus yach...tidak rugi kok kalau beli, asal ada uang, saya sering tiap bulan sisihkan untuk beli buku, terutama kopingho :)

    ReplyDelete
  13. masuk gramedia..asikkk bs baca2 nambah pengetahuan

    ReplyDelete
  14. wahhh
    jadi pingin ke gramed juga nuyyy
    liad novel yang dimaksud
    :D

    ReplyDelete
  15. Padang Bulan-nya Andrea Hirata udah keluar belum ya? Belum sempet mampir nih..

    ReplyDelete
  16. cinta..
    membuat saya hanya bisa selalu mengalah dan menangis, mbak... :'(

    ReplyDelete
  17. boro2 dikotaku serang tercinta ada ... huh ...

    ReplyDelete
  18. Mbaaaaaak, ke Togamas dong, lebih murah di sana harga bukunya... :)

    ReplyDelete
  19. belum sempat nyari novel lagi,,
    tugas kuliah lagi numpuk,,
    kalau saya biasanya nyari di stasiun kereta,,
    belinya murah :oops:

    ReplyDelete
  20. Jadi kangen ke Gramedia deh...

    ReplyDelete
  21. kita kini adalah kita nanti. :mrgreen: *nggak nyambung*

    well, daku juga suka ke gramedia, sekadar menambah wawasan. :lol: , sampai-sampai petugasnya udah kenal

    ReplyDelete
  22. ah. Jalan Kembang Jepun. jaman penjajahan Jepang, sepanjang jalan di lokasi ini adalah lokasi dunia malam. di situ banyak diskotik dan tempat dugem para serdadu Jepang, yang ujung-ujungnya memunculkan para "kembang" alias wanita malam. dari situlah nama jalan Kemban Jepun berasal.

    menengok ke belakang lagi, Jalan Kembang Jepun pada masa penjajahan Belanda disebut dengan Handelstraat, yang berarti Jalan Perdagangan.

    Surabaya saat itu dibagi menjadi 3 wilayah, dengan batas Jalan Kembang Jepun (Handelstraat) dan Kali Mas. Surabaya dibagi jadi 3 wilayah, wilayah yang dihuni orang Eropa dan Asia dibatasi oleh Kali Mas, dan di wilayah Asia dibagi lagi menjadi 2, yaitu wilayah orang Tionghoa dan wilayah orang Arab-Melayu, yang dipisahkan oleh Jalan Kembang Jepun.

    Tahun 2003, Jalan Kembang Jepun dijadikan pusat kuliner dan budaya Tionghoa, dan diberi nama Kya Kya. kini Kya Kya udah tidak ada lagi.. :D

    ReplyDelete
  23. gramedia masih mahal ya, kebetulan saya sekarang lagi senangnya hunting novel bekas. lebih murah dan masih tetap bagus :D

    ReplyDelete
  24. wah yuk gramed yg d pondog gede biar bisa temu blue..heheh
    p cabar
    salam hangat dari blue

    ReplyDelete
  25. wohoho, abis gajian nih yeee :-P

    ReplyDelete
  26. asikkknya tempat kerjanya didepan gramed..

    wah kebiasaan kita sama mbak..aku juga suka hunting buku gitu,,ntar pas gajian baru deh dibeli..

    ga bisa nahan diri deh liat novel

    ReplyDelete
  27. mbak tary di gramed mana yg diskon kek gitu? mauu nihh.

    ReplyDelete
  28. saya belom pernah ke gramed.... :|
    apalah artinya buku, udah mahal, menuhin tempat.. hha...

    ReplyDelete
  29. hmmm...aku kalo di gramedia pegang buku yang masih di plastikin.. sambil clingak clinguk memastikan ga ada yang liat kalo plastiknya aku buka.. hahahaha

    ReplyDelete
  30. wawww
    buku bagus ituh
    nyeritain kota saya sih:p

    Gramedia ikutan Jakarta Great Sale gak ya?

    ReplyDelete
  31. eh ternyata memang bener yah salah satu kata produser. kalo kita ngangkat cerita tentang, uang/kekuasaan, cinta, dan seks...itu pasti (biasanya) paling laku di sinetron, film atau bahkan buku. :D

    ReplyDelete
  32. salam kenal makasih yah dah berkunjung ......
    ni kunjungan balik hhehe....

    ReplyDelete
  33. tadinya saya kira Kembang Jepun nya Remy Silado, setting tahunnya tahun 45 an, sepertinya ide ceritanya mirip-mirip hanya Remy lebih mengaitkan dengan heroik masa kemerdekaan

    ReplyDelete
  34. Cinta.. Cinta dan Cinta.
    Lope... Lope dan Lope.

    Kata2nya dalem banget yach. :D

    ReplyDelete
  35. wah klo saya tidak suka novel. novel bikin ngantuk mana ga ada gambarnya. mending komik. haha

    ReplyDelete
  36. tuh novelnya obralan yak ???? bagus banget ......

    ReplyDelete
  37. dan jangan lupa untuk beli bukunya si raditya

    hahaha

    ReplyDelete
  38. Saya juga hunting buku di Gramedia nduk, tapi untuk tali asih he he he he

    Salam hangat dari BlogCamp yang saat ini sedang menggelar acara :
    1. ” Kontes Menulis Opini ”
    2. ”The Amazing Picture ”, dan
    3. ” The Twin Contest”
    4. “ Kontes Menulis Peribahasa “
    dalam rangka menyambut 1st BlogCamp’s Anniversary.
    Silahkan bergabung di BlogCamp dan raihlah hadiah yang menarik.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  39. Padahal di BlogCamp bolak-balik menggelar acara bertali asih buku lho,kenapa gak ikutan sayank.Nih sekarang pilih, mau ikut kontes yang mana.

    Salam hangat dari BlogCamp yang saat ini sedang menggelar acara :
    1. ” Kontes Menulis Opini ”
    2. ”The Amazing Picture ”, dan
    3. ” The Twin Contest”
    4. “ Kontes Menulis Peribahasa “
    dalam rangka menyambut 1st BlogCamp’s Anniversary.
    Silahkan bergabung di BlogCamp dan raihlah hadiah yang menarik.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  40. tary suka banget baca novel ya? Pantes tulisan-tulisan Tary seperti sebuah sastra yang mengalir.. nice.. :)

    ReplyDelete
  41. hehe..sama mbak, aku sering borong buku kalo ada obralan di toko buku,

    ReplyDelete
  42. :D novel...
    saya ga pernah baca mbak :D ga hobby..
    pisssssss

    ReplyDelete