Thursday 7 April 2011

Kamu dan Secangkir teh melati



Aku menghitung waktu, sedetik, dua detik, 5 menit, hingga satu jam berlalu. Sore ini aku kembali menunggumu di beranda, di temani secangkir teh melati hangat ditengah rinai gerimis. Sekiranya suasana seperti ini akan bertambah hangat bila ada kamu, hari kelima belas di bulan september 8 tahun yang lalu kita selalu bercengkrama di beranda ini ditemani secangkir teh melati hangat buatan ibuku.

Menikmati secangkir teh hangat sore ini aku seperti menemukan senyummu di dalam kepulan hangat aroma melati yang menggelitik hidungku. Ingat caramu menyesap teh manis panas dengan aroma melati kala itu, membuat aku luruh dalam kenangan. Maaf, aku sepertinya terlalu larut dalam euforia hati. Mendengarkan air hujan yang mengetuk genting teras ini, aku seolah mendengar nyanyian surgawi, yang mengiringi derap langkah kakimu kembali dan berkata, "sayang aku pulang"

Iya, saat ini aku dalam kondisi yang sangat baik sebenarnya. Khususnya hatiku. Aku tidak lagi sedih, pun merasa sepi. Alih-alih merasa ditinggalkan, bahkan aku mulai lupa bagaimana sebuah kesedihan itu bermula. Kondisi yang harus tetap dipertahankan, seperti katamu.

Ku sesap kembali aroma melati dalam secangkir teh panas, cangkir yang sama, yang pernah kau pakai ketika itu, cangkir yang dulu pernah tersentuh oleh bibirmu. Cangkir yang selalu aku simpan di tempat special dimana tak ada seorang pun yang boleh memakainya.

Dan kini aku cuma sendiri, duduk di beranda menikmati secangkir teh melati di sore ini. Menikmati hangat, manis, pahit dan getirnya, seperti menikmati kamu, yang sudah delapan tahun ini tak pulang ke hatiku.

15 comments:

  1. wah... dalam banget tulisannya!!! ikut terbawa suasana... :)

    ReplyDelete
  2. OOT, Saya suka sekotak yang isi 500 ml, biar puas minumnya :).

    ReplyDelete
  3. samaaaa.....
    aku jugaaaa..... :p

    ReplyDelete
  4. Teh melati.. teh kotak dong... :D

    ReplyDelete
  5. kenapa tidak kau undang aku untuk menikmati teh hangat itu :)

    ReplyDelete
  6. merasakan kerinduan yang getir.. ada banyak hal yang bisa membuat kita mengingatnya.. :-)

    ReplyDelete
  7. ishhhh,,,, Mbak Tary bikin sedih aja! :cry:

    ReplyDelete
  8. Mbakyu tary, jangan sedih dong. Mari kutemani minum teh hangat manis kesukaan ku ditemani singkong rebus ;)

    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    ReplyDelete
  9. hiks.. hiks.. lebih parah dari bang toyib ya (8 tahun gak pulang kehati itu) :mrgreen: hehehe becanda sist

    ReplyDelete
  10. Setahun jumialely [dot] com, dengan penuh penghargaan saya ucapkan Terima Kasih karena sahabat sudah pernah Menorehkan jejak cinta di rumah maya saya. I love You

    ReplyDelete
  11. Sayang sekali aku tak bisa menemanimu menyesap teh melati itu, karena aku tak suka teh melati :D

    ReplyDelete
  12. udah 8 thun minum teh melatinya ya kak?
    Akhirnya bsa maen kesini lagi :D

    ReplyDelete
  13. bukannya teh kemasan itu rata2 dikasih jasmine ya? (Bc: melati)

    ReplyDelete
  14. salam kenal. komen di blog saya ya, biar ada jejaknya

    ReplyDelete
  15. [...] Kamu dan Secangkir teh melati | Ruang untuk mengeluh…. Description : Sore ini aku kembali menunggumu di beranda, di temani secangkir teh melati hangat ditengah rinai gerimis. Sekiranya suasana seperti ini akan bertambah hangat bila ada kamu, hari kelima belas di bulan september 8 tahun yang lalu kita … http://mengeluh.wordpress.com/ .. [...]

    ReplyDelete