Saturday 22 October 2016

I’m Ecomom: Untuk Menjadi Ibu Yang Lebih Baik

Zaman semakin berkembang dan teknologi semakin canggih. Banyak hal yang tanpa kita sadari semakin berubah dari hari ke hari. Mulai dari gaya hidup, kebutuhan sampai pergaulan yang nggak terkendali. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat itu kita nggak boleh lupa sama bumi kita yang semakin hari semakin tua.

Sebagai seorang ibu rumah tangga yang dituntut untuk selalu perhatian dan sigap dalam segala hal, gue juga harus bisa mengantisipasi segala perubahan ini. Gimana caranya agar bisa  merubah hidup keluarga gue menjadi lebih baik.

Siapa bilang menjadi ibu rumah tangga itu adalah perkara mudah? Terutama untuk ibu yang menjadi wanita karir atau yang menjalankan bisnis rumahan seperti gue. Kita harus menjadi seorang ibu untuk anak-anak, jadi seorang istri yang baik untuk suami, juga harus jadi seorang yang bertanggung jawab pada pekerjaan yang sedang di geluti. Tugas dirumah yang menumpuk dan pekerjaan yang dikejar deadline harus berjalan beriringan, tidak boleh ada yang tertinggal satupun. 

Ecomom, mungkin istilah yang tepat untuk digunakan sebagai sebutan untuk para ibu yang cerdas. Lebih jelasnya Ecomom adalah istilah untuk seorang ibu cerdas yang tidak hanya berpikir untuk kepentingan saat ini tetapi juga berpikir untuk kepentingan jangka panjang atau untuk masa depan. Cerdas disini adalah tentang bagaimana kita merawat keluarga, mengurus rumah dan isinya, mengelola keuangan rumah tangga, serta pastinya merawat diri kita sendiri.
Pertanyaannya, apakah semua orang harus jadi ecomom? Menurut gue iya. Sangat baik jika semua ibu di Indonesia ini jadi seorang ecomom, dengan begitu mereka bisa meningkatkan kualitas hidup keluarga dengan baik. Untuk lebih jelasnya, gue akan jelaskan beberapa contoh tindakan yang bisa mendukung kita jadi ecomom.

1. Menerapkan pola hidup sederhana  



Untuk menjadi ecomom, kita juga perlu membiasakan diri untuk menerapkan pola hidup sederhana sedini mungkin. Kita bisa mulai dari soal makanan. Jangan dibiasakan memberi uang jajan dalam jumlah besar untuk sang buah hati, itu hanya akan membuatnya jadi lebih sering jajan diluar dan tidak bisa dikendalikan. Buatkan bekal untuk makan mereka di sekolah, itu akan membuat mereka terbiasa makan makanan dari rumah, ketimbang jajan diluar, yang kita tidak tahu aman atau tidaknya makanan tersebut.

Kita sebaiknya bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Atau kebutuhan yang seperti apa? Kebutuhan primer, sekunder, atau tersier. Yang pada intinya hal ini akan membantu kita untuk menciptakan kebiasaan hidup sederhana.

2. Menyiapkan Kebutuhan Pendidikan anak sejak dini


Karena gue bukan lajang lagi yang bisa bebas kesana kemari, bebas pakai uang untuk kesenangan sendiri gue harus mulai menyiapkan kebutuhan untuk masa depan, misalnya: untuk pendidikan anak.

Sekarang ini banyak bank yang menawarkan tabungan khusus untuk membiayai pendidikan, kita bisa manfaatkan hal tersebut untuk menyimpan uang kita khusus untuk biaya pendidikan anak kita nanti.


3. Menggunakan produk ramah lingkungan.


Dengan menggunakan produk ramah lingkungan, selain bisa berhemat, kita juga bisa hidup lebih sehat. Misalnya saja kita mengganti penggunaan kantong plastik, menjadi kantong yang terbuat dari kain, yang bisa dipakai berulang-ulang. Atau membawa air minum dari rumah dengan menggunakan tempat minum atau tumbler, sehingga kita sudah meminimalisir pembelian air minum berkemasan plastik diluar.

Lalu untuk di rumah, jika kita menggunakan kulkas, ada baiknya kulkas yang kita gunakan adalah kulkas ramah lingkungan. Karena gue sendiri pun menerapkan hal tersebut. Gue pake kulkas yang sudah punya teknologi econavi, yaitu sensor yang bisa mendeteksi kondisi pemakaian si kulkasi tus endiri, jadi secara otomatis dia bakal memaksimalkan penghematan energi.


4. Meluangkan banyak waktu dengan keluarga


Bagi gue dan sebagian orang yang menjadi ibu sekaligus wanita karir, mungkin ini hal yang sulit. Karena kami harus membagi waktu kami yang hanya sedikit untuk keluarga dan pekerjaan. Tapi bukan mustahil, disela-sela kesibukan kita, kita juga bisa mencurahkan banyak perhatian untuk mereka.

Misalnya kebiasaan gue  setiap pagi menyiapkan sarapan untuk keluarga dan selalu menyempatkan waktu untuk sarapan bersama keluarga. Juga pada siang harinya gue selalu nggak lupa untuk menghubungi suami bagaimana tentang pekerjaannya hari ini, apa sudah makan atau belum, dan hal-hal lain untuk mencurahkan perhatian gue. Malamnya, kalau saat moment berkumpul bersama gue selalu   menyempatkan untuk berbincang-bincang sejenak menanyakan kegiatan suami dan anak hari ini. 

Dan saat weekend tiba, gue nggak akan menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berkumpul bersama suami dan anak. Kami terkadang jalan-jalan keluar, tapi lebih sering menghabiskan waktu dirumah dengan nonton film bersama, atau memasak bersama. Yah, pokoknya kegiatan yang bisa jadi pelepas rindu.


5. Menghemat penggunaan air


Sebaga iIbu, kita juga bisa mengendalikan penggunaan air dirumah. Selain menghemat air, sebenarnya ini juga berdampak pada pengurangan biaya air yang harus dibayar (terutama untuk yang pakai air PAM).

Coba deh kita cari tahu apa sumber panggunaan air yang paling banyak dan bisa kita minimalisir. Mandi? Mandi memang menggunakan banyak air tapi sulit bagi kita menghemat air untuk mandi. Menyiram tanaman? Bisa, gue biasanya menyiram tanaman hanya di pagi hari sebelum melakukan aktifitas rutin gue. Mencuci? Bisa, kalau kita bisa lebih cerdas memilih mesin cuci, gue sendiri sekarang menggunakan mesin cuci yang bisa lebih menghemat air karena memiliki teknologi econavi inverter yang memiliki tiga sensor yang mampu membaca kondisi cucian, untuk mendeteksi berapa banyak cucian, suhu air yang digunakan, serta bahan pakaian yang dicuci. Selain menghemat air, kita juga bisa menghemat waktu dan energi. 

Begitulah kurang lebih hal-hal yang bisa kita lakukan untk menjadi seorang ecomom. Berpikir dengan cerdas, bertindak dengan hati-hati, dan selalu memikirkan sesuatu untuk jangka panjang, bukan hanya untuk saa tini saja. Maka dari itu gue yakin kalau semua ibu seharusnya bisa menjadi seorang ecomom. Kenapa? Ya, karena kita ingin hidup kita dan keluarga jadi lebih baik dalam segala hal, baik itu kesehatan, keuangan atau kebahagiaan. Walaupun kedengarannya seperti hal sepele, tetapi hal-hal tersebut akan berdampak besar kepada kita nantinya. 

Semua hal diatas akan menentukan bagaimana hidup kita dikemudian hari. Karena setiap ibu bisa menjadi ecomom. Karena setiap ibu bisa menjadi ibu yang lebih baik lagi. Orang-orang seperti gue yang punya kesibukan diluar rumah, kita juga bisa menjadi seorang ecomom serta membuat hidup kita dan keluarga selalu aman, nyaman dan membahagiakan. Bukan hanya untuk hari ini tapi juga besok dan besoknya lagi, seterusnya dan seterusnya untuk selamanya.



3 comments:

  1. Dimulai dari pola hidup yang sederhana, itu bisa mengawali kita buat jadi Ecomom ya mbak :)

    ReplyDelete
  2. Ecomom bukan ibu yang pelit tetapi ibu yang bijak. ya :)

    ReplyDelete
  3. You as a mother are completely perfect. Trying to make the world in the family magical and colorful for children and husband.

    ReplyDelete