Thursday 22 April 2010

Dua perempauan dalam sosok Kartini masa kini

Perempuan itu, berwibawa dan tampak terpelajar, didalam sebuah ruangan di gedung wakil rakyat itu, berkali-kali mengerutkan keningnya, berstimulasi dengan otaknya mencari solusi, mencari alternatif, menuntaskan masalah, memecah keheningan dan terus menerus berpikir.Hari ini akan banyak agenda sidang yang akan dibahas bersama, setelah itu ia akan menandatangani sejumlah berkas dan bertemu dengan beberapa pejabat penting di negeri ini. Ia akan sibuk sekali, selain menerima beberapa sms dan telpon penting, ia juga harus menghubungi suaminya, dan anak-anaknya sekedar untuk megingatkan untuk tidak lupa makan siang.

***
Di sisi lain, seorang perempuan yang nampak lebih tua dari usia sebenarnya, harus menahan peluh dengan keringat yang membasahi sekujur tubuh, bajunya kumal, dan sudah mulai basah oleh keringat. Siang ini matahari memancarkan panasnya lebih panas dari hari kemarin, dengan bermodalkan sebuah sapu, perempuan ini harus menunggu stasiun sepi lalu kemudian mulai bekerja membersihkan gerbong demi gerbong kereta di stasiun ini. Ia harus bekerja lebih cepat dan berharap pulang sebelum matahari terbenam, ia harus segera berada dirumah sebelum suaminya pulang memulung, ia harus pulang lebih awal untuk menanak nasi untuk di makan malam ini.

***
Pukul 22.46 wib, perempuan ini baru meninggalkan gedung wakil rakyat itu, banyak pekerjaan, banyak meeting dan banyak masalah yang telah di bahas hari ini. setelah tadi membahas berbagai peraturan –peraturan dan keluhan masyarakat, keesokan harinya belumlah selesai masalah ini, akan ada masalah lain yang akan diperjuangankan nya untuk rakyat, akan banyak demo dan aksi-aksi mahasiswa dan akan banyak permasalahan yang harus di tangani segera. Perempuan ini meminta maaf, tidak dapat makan malam bersama dengan anak dan suami tercinta, perempuan ini meminta maaf tidak bisa tidur nyenyak di samping suami tercinta karena harus memeras otak mencari solusi terbaik untuk rakyat.

***
Sementara itu perempuan lain di dalam kelambu usang, menerawang langit-langit didalam kamarnya, sesekali ia berbalik dan memandangi wajah suami tercinta, ia terus menerawang melihat kelelahan di raut wajah suami yang tertidur pulas, menerawang dan terus menerawang memikirkan esok, harus berjuang lebih keras lagi, harus bangun lebih pagi lagi. Semoga rezeki esok lebih baik dari hari ini, semoga esok ada keajaiban yang terjadi, semoga esok bisa makan 2 kali.

***
Pagi menjelang, dua perempuan ini keluar rumah lebih awal, didalam sebuah ruangan di gedung wakil rakyat perempuan satu berharap dalam doa kecilnya, “Ya Allah Ridhoilah amanah yang engkau percayakan padaku, semoga hatiku selalu bersih, sinarilah terus cahyaMu dan mudahkanlah jalanku mengemban amanat rakyat ini, untuk negaraku, untuk bangsaku untuk semua saudaraku.

Ditempat yang berbeda, di dalam sebuah gerbong kereta perempuan lain berkata lirih, “Ya Allah kuatkanlah hatiku, mudahkanlah jalanku, limpahkanlah rakhmatMu ya Allah, sesungguhnya aku ikhlas melalui semua karenaMu Ya Allah, berikan yang terbaik untukku, anak-anakku dan juga suamiku, sesungguhnya aku berserah kepadaMu ya Allah.

Dalam satu waktu dan tempat yang berbeda, kedua perempuan ini berjuang melewati jaman, mengitari waktu 24 jam berharap akan ada perubahan, berharap hari akan lebih cerah dari kemarin, berharap akan ada akhir yang indah untuk perjuangan panjang ini.

Di sekeliling kita, perempuan-perempuan ini berjuang dengan caranya masing-masing. meski beda tempat beda nasib, dan beda peranan, yang satu berjuang demi keadilan, sementara yang lainnya berjuang tanpa lelah untuk satu periuk nasi. mereka terus berjuang tanpa melupakan kodratnya sebagai perempuan.

Perempuan-perempuan ini terus -menerus berjuang untuk mendobrak tirani kekuasaan demi keadilan, demi menciptakan imaji sosok perempuan pejuang yang mutakhir, dan memberi makna baru pada arti ‘ibu’ dan ‘perempuan’ seraya membongkar stereotipe-stereotipe yang justru mengikis kedaulatan diri.

Apapun bentuknya, apapun perannya baik sebagai ibu ataupun sebagai perempuan masa kini, 21 April, adalah kesempatan emas bagi masyarakat luas dan gerakan perempuan se-Indonesia untuk menegaskan penghargaan atas kegigihan perjuangan perempuan, untuk saling mengenali berbagai ragam jenis perjuangan yang sedang dilakukan kaum perempuan, serta untuk merayakan kebersamaan perempuan dan masyarakat dalam mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. untuk mendalami perjuangan perempuan dan untuk memberi penghargaan terhadap kaum perempuan di komunitasnya masing-masing, hari ini kita memberikan apresiasi kepada mereka semua sebagai Kartini-Kartini Masa Kini.

18 comments:

  1. pertamax dulu ah baru baca yah

    ReplyDelete
  2. saatnya buat kaum wanita menunjukan kpd dunia bahwa kalian jg bisa disejajarkan dg laki-laki, mulai sekarang mungpung kesempatan ada di depan mata

    ReplyDelete
  3. Jadi, mau pilih yang mana? Mau jadi wanita yang berstatus sebagai wakil rakyat atau jadi wanita penyapu jalanan?

    ReplyDelete
  4. SalauT buat Ibu Kartini...

    semoga kita semua bisa menginspirasi semangat dan perjuangan dari sang penggerak kaum Hawa ini..

    ReplyDelete
  5. ini fiksi atau based on story mba? eniwey, sangat inspiratif.. :)

    ReplyDelete
  6. wow kedua sosok perempuan tersebut sangat hebat, terus berjuang tanpa melupakan kodratnya, sangat inspiratif mba tary. setuju dengan bang jali, ini kisah nyata atau fiksi mba??? :D

    ReplyDelete
  7. Selamat Hari Kartini ya ... Teruslah berkarya tetapi jangan lupa keluarga karena itu adalah segalanya, saya melihat ada bbrp sosok wanita Indonesia yg lebih peduli kariernya daripada keluarganya semoga itu tidak terjadi pd para Kartini Indonesia.
    Ceritanya menarik mbak, mantap deh.. :D

    Salam Kenal

    ReplyDelete
  8. Saatnya Perempuan2 masa kini bahu membahu membela kepentingan kaumnya... Tulisannya inspiratif mbak Tary... :)
    Dan saya datang kesini dari Perempuan yang satu ini http://tulisanbunda.wordpress.com/ :)

    ReplyDelete
  9. yupsss.... nice article!!

    salam kenal nihh
    sedang blogwalking dan ketemu blog menarik ini.. ditunggu kunjungan baliknya di http://www.ossmed.com

    ReplyDelete
  10. Tary, saya suka sekali baca kalimat-kalimat di posting ini...perbandingannya bagus banget, sampe nggak tau mau komentar apa nih...
    Pokoknya, keren!
    Perempuan harus bisa berperan di bidangnya masing-masing dengan optimal. Apapun tugas yang diberikan, akan sama mulianya bila dilakukan dengan keikhlasan... :)

    ReplyDelete
  11. sebelum telat, mo ngucapin met kartini yah :D

    ReplyDelete
  12. selamat beremansipasi, dunia memberi peluang untuk itu
    sukses

    ReplyDelete
  13. inspiratif sekali tulisannya ini...selamat ya
    sekarang makin banyak kartini yang maju dan melek TI

    ReplyDelete
  14. Yeah, kartini masa kini. :)

    ReplyDelete
  15. Melihat yang ada di balik keseharian perempuan Indonesia, kadang memberi kesan yang unik....

    ReplyDelete