Friday 23 April 2010

Nelangsa…

“Terinsiprasi dari seseorang, maaf ya aku menulis tentang mu. Kamu tak cukup mengenal aku, sebaliknya aku pun begitu. namun aku tau tentang kamu. Dan sepertinya kita sama”


Untuk ukuran laki-laki, usiaku yang sekarang ini belumlah cukup tua untuk mulai berkomitmen. Aku suka tak mengerti mengapa orang tuaku selalu mempermasalahkan ini. Jelas, aku seorang lelaki normal yang mendambakan sosok perempuan yang nantinya akan mendampingiku. Mencintai saja jelas tak cukup, butuh suatu perasaan lebih agar nantinya aku bisa mengayomi keluargaku, menjadi suami untuk istri dan ayah yang baik untuk anak-anakku.

Bukan masalah umur sepertinya, menurutku mengapa mereka suka mempertanyakan ini kepadaku. setelah 6 tahun yang lalu aku sama sekali belum memperkenalkan seorang perempuanpun kepada keluargaku. Menurut mereka, apa lagi yang aku cari, aku telah mapan, dan lebih dari cukup. bahkan mereka menilai, aku tidak dewasa dan masih ingin bebas. Jelas aku kesal dikatakan seperti itu, pernah beberapa kali, aku ingin mengatakan sesuatu hal pada mereka. sesuatu hal yang terdengar kejam dan pastinya menyakitkan. tapi aku merasa, mereka memang harus mendengarkan itu.

Nelangsa, memang seperti itulah rasanya. Kemarin aku sempat menyukai seorang wanita, namun aku tau disampingnya telah ada seorang laki-laki lain. Aku masih tetap menunggu meski aku tau tak akan ada ujung dari penantian ini yang ada kemudian hanyalah aku menyerah kalah.

Dan lihatlah aku sekarang ini. muda, segar, punya cukup rasa percaya diri yang tinggi, dan yang paling penting di atas segala itu adalah, aku merdeka semerdeka-merdekanya. aku tidak bisa diperintah orang, dan aku emoh memerintah orang. aku tidak tergantung pada orang lain, dan tidak ada orang lain yang tergantung kepadaku. aku bisa melakukan apa saja yang aku inginkan. hampir semua keinginan dan kesenanganku bisa kulakukan dengan baik. tak ada yang bisa mengoyak diriku.

Tapi lihatlah orang yang cukup tak beruntung ini. ruang tidurku getir. tidak ada yang tertawa riang di sana. tidak ada tubuh yang kupeluk lalu kubisikkan kata sayang ketika musik sendu mengalun. aku menonton televisi sendirian. aku menonton film sendirian. malam-malam hadir seperti laknatan. membolak-balik buku, mebolak-balik pikiran. tak ada suara orang yang bernyanyi di sampingku. ketika aku bangun, tidak ada perempuan pulas di sampingku. tidak ada yang membangunkanku. jendela kamar mengeruh. cahaya matahari ikut keruh.

Tidak ada orang yang suka kesendirian. hanya saja aku tidak memaksakan diri mendapat teman. kalau memaksakan diri yang didapat hanya kekecewaan. .juga tak ada pemulihan untuk rasa kehilangan. hanya ada penerimaan atau pengingkaran.

Kini aku hampir tak peduli lagi, mungkin perempuan itu belum diturunkan dari langit terindah sana untukku. Atau mungkin aku dinilai belum bisa bertanggung jawab untuk untuk menjaga amanah dari Allah, tak ada yang mengerti memang, namun untuk apa aku pikirkan, toh yang mengerti aku, adalah diriku sendiri.

17 comments:

  1. teringat seorang sahabar yang dulu berpredikat bujang lapuk, sering nelangsa dan tiap ketemu isinya mengeluh soal susahnya mencari jodoh... tepai setelah dua tahun menikah, ia selalu mengenang dan membangga-banggakan masa-masa bujang lapuknya... duh!!! benarkah anak kecil, setua apapun, selalu terburu-buru ingin menginjak masa depan sedang orang dewasa, semuda apapun selalu mengenang masa lalu?? :)

    ReplyDelete
  2. mbak tary kalau saya liat mirif temannya angel di film angal my deary .....

    wah menurut saya kalau memang sudah siap alias sudah matang segalanya baik dari segi umur dan materi kenapa tidak menikah aja ... heee..

    ReplyDelete
  3. sukses terus mbak ... salam hangat dari Kalimantan Tengah.

    ReplyDelete
  4. kala kesunyian merayap di antara dinding-dinding hati...
    ada kalanya... kita hanya ingin diam.. tanpa kata.. tanpa ingin apa apa..selain mengedipkan mata..
    ada kalanya juga... rasa akan itu.
    cukup dihirup maknanya....

    ReplyDelete
  5. mintalah petunjuk lepada Nya agar dimudahkan jodohnya.

    ReplyDelete
  6. namun aku tau tentang kamu. Dan sepertinya kita sama >>> keren aja buat aku kata2 nya mbak tary ini, hehehee ;)

    ReplyDelete
  7. kok saya merasa seperti saya banget ya critanya, bukan mksd nyama2in ya mbak, tapi memang nampak sama, menunggu tiada ujung hingga akhirnya menyerah dan kalah, dan lagi, dan lagii sampai tersadar disuatu pagi hanya ada teman2 kos yang pulas merajut mimpinya. hupphhh :I

    ReplyDelete
  8. Adem, membumi dan sedikit getir

    ReplyDelete
  9. dalam nelangsa kepasrahan pada yang kuasa adalah jalan keluarnya

    ReplyDelete
  10. Seperti jduln legunya Ari lasso feat Mely . Btw, nelangsa adalah perpaduan dilema dan kegetiran yang never ending. Tiap hari kita harus menhadapi pressure presaan yang melelahkan :)

    ReplyDelete
  11. Kesendirian....
    Kadang menjengkelkan... :|

    ReplyDelete
  12. semoga kita kuat aja jalaninnya, tidak putus asa,,,
    tetap semangat, smoga diberi jalan terbaik... :mrgreen:

    ReplyDelete
  13. Jadi ini sebenarnya tentang siapa?

    ReplyDelete
  14. tetap bersabar menghadapi lika-liku hidup ini ry... sambil berdoa dan berusaha

    ReplyDelete
  15. dan suatu saat yang indah, waktumu kan tiba jua... janganlah berputus asa tuk meminta padaNya

    ReplyDelete
  16. bunda punya teman yg digelari bujang lapuk, krn sudah kepala 5 umurnya.
    namun, kemarin ini tiba2 dia mengirim undangan pernikahan dirinya.
    Alhamdulillah, ternyata dlm nelangsa, dia pasrah pd Sang Pencipta utk menyerahkan segalanya padaNYa.
    Sambil tak henti berusaha dan berdoa.
    salam

    ReplyDelete