Sunday 22 November 2009

Talkshow bersama Ian Sancin penulis Yin Galema di FM 101,1 Sonora bangka.



hari ini tepatnya 22 november 2009 akan dilakukan bedah buku Yin Galema, salah satu buku karya putra terbaik Bangka Belitung. semoga buku ini juga menyusul kesuksesan trilogi laskar pelangi yang sempat menghebohkan sebelumnya yang juga merupakan karya terbaik putra bangka belitung Andrea Hirata.

Ian sancin penulis Novel Yin Galema akan bedah buku di Toko Buku Gramedia Pangkalpinang, sedangkan Talkshow akan di adakan di hari yang sama hari ini di Radio Sonora Bangka di FM 101,1.

launching buku Yin Galema ini sudah dilakukan di beberapa kota besar diantaranya Yaitu Bandung pada tanggal 7 November 2009, Jogjakarta 14 November 2009, Pangkalpinang 22 November 2009, dan selanjutnya akan dilaksanakan di Tanjungpandan dan Manggar pada tanggal 28 dan 29 November 2009, sedangkan di Palembang pada tanggal 5 dan 6 Desember 2009.

Bacaan sebuah novel terkadang akan membuka pengetahuan kearah lebih luas lagi seperti catatan sosial, sejarah budaya tradisi bahkan catatan sejarah maritim.

Masa lalu dari sejarah kita dapat menjadi pelajaran yang sangat berharga di masa kini sebuah edukasi kemasa depan bahwa Yin Galema tokoh dalam sebuah novel yang di tulis Ian Sancin adalah sebuah hubungan kasih sayang antar eknis dimana karakter Yin Galema merupakan sosok unik yang tidak mungkin dimiliki oleh perempuan masa kini.

Novel Yin Galema adalah sebuah Sejarah Sosial atau lebih tepatnya Sejarah tradisi budaya Belitung pada masa abad ke 17 dimana pengaruh dari berbagai wilayah seputaran Belitung seperti Mataram, Johor, Tumasik Tiongkok ikut membentuk budaya setempat yang akhirnya kita tahu hasilnya sekarang bahawa di Belitung tidak terjadi gejolok antar eknis, Lalu bagaimana dengan Daerah-daerah lainya di Indonesia, Untuk itulah dalam Tema Cinta Dalam Ke Bhinekaan Indonesia dimana tema ini mewakili Bahwa Bangsa Indonesia yang besar ini lahir tidak dalam kesendirian melainkan berbagai suku dan eknis menyatu dalam kesatuan.

Ian Sancin, penulis yang juga putra daerah Belitong, mendedahkan kisah nan memikat dari pulau yang awam kita lafalkan “belitung” itu.

” Wajah Pulau Belitong di Abad XVII ”

Pulau Belitong, berabad-abad lampau, telah menjadi tujuan para pelayar dari berbagai penjuru dunia. Keharuman kayu gaharu menjadi daya pikat pulau tersebut.

Kaisar Ch’ing, penguasa Kerajaan Tiongkok, memerintahkan Panglima Gu Shu berlayar untuk mencari kayu gaharu. Sejatinya, pelayaran itu merupakan cara sang kaisar menghukum Gu Shu atas perselingkuhannya dengan salah satu selir kaisar. Perselingkuhan itu telah menyebabkan selir kaisar dihukum mati.

Beruntung, kaisar tak mengetahui bahwa perselingkuhan itu telah menghasilkan seorang putri yang selama ini diakui kaisar sebagai anaknya, yakni Yin Galema.

Panglima terbaik yang dimiliki Kerajaan Tiongkok tersebut tetap melakukan perintah Kaisar Ch’ing. Ia membekali diri dengan catatan perjalanan yang dibuat oleh pasukan ekspedisi Kubilai Khan di bawah pimpinan Jenderal Kau Hsing dan Shi Pi di tahun 1293 serta peta bikinan ekspedisi Cheng Ho di tahun 1413.

Kedua ekspedisi itu pernah singgah di salah satu bagian dari sebuah pulau yang menjadi pusat kayu gaharu. Panglima Gu Shu menyertakan Yin Galema dalam pelayaran berbahaya itu karena ia tak mau anak kandungnya kelak diketahui sebagai anak haram.

Kapal Panglima Gu Shu akhirnya menemukan daerah tempat berkumpulnya kayu gaharu; sebuah tempat bernama Balok. Ekspedisi tersebut disambut dengan ramah oleh Raja Balok Cakraningrat I (biasa dipanggil Ramonda).

Singkat cerita, Panglima Gu Shu akhirnya tewas ketika membantu pasukan Kerajaan Balok dalam pelayaran menyerahkan upeti kepada Kerajaan Mataram.

Yin Galema kemudian menjalani hari-harinya sebagai anggota keluarga Kerajaan Balok. Yin hidup dalam bimbingan Ronggo Udo, mantan penguasa Balok sebelum Ramonda.

Ian Sancin dengan cukup lincah mendedahkan sejarah dan budaya yang telah tumbuh ratusan tahun di Pulau Belitong. Ia menunjukkan adat istiadat masyarakat Belitong dalam hubungan pernikahan ketika bercerita tentang percintaan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam novel ini.

Ian pun menggelorakan kembali khasanah pantun yang menjadi salah satu urat nadi budaya Melayu.
Novel ini merupakan penghiburan yang langka di tengah dunia sastra Indonesia.

Ian masih setia menjadikan karya sastra sebagai penghubung antargenerasi. Pulau Belitong di abad XVII yang menjadi latar novel ini adalah fakta yang dengan apik dibungkus kisah seorang perempuan Tiongkok.

Melalui novel setebal 589 halaman ini, Ian Sancin berhasil mengangkat aroma sejarah yang kini telah dilupakan bangsa Indonesia, yakni sejarah maritim.

Kompleksitas cerita yang tertuang dalam karya Ian Sancin ini memang bisa menjawab kerinduan pembaca sastra Indonesia.

14 comments:

  1. kelihatanya iya nih.. horee.. :)
    Ini kisah nyata atau fiksi berarti? ada laksamana Ceng Ho ya?

    ReplyDelete
  2. Wah, kayanya susah nih kalau difilmkan. Minimal butuh biaya besar karena harus shooting di Tiongkok, dengan kapal-kapal jaman dulu. :)

    ReplyDelete
  3. iya nih butuh budget gede, tapi moga2 aja bisa di film kan, kayak fil laksamana ceng ho yg udah sukses di film kan.

    ReplyDelete
  4. iya nih Dan yang pertama, ini kisah nyata...berdasarkan sejarah...penulisnya butuh waktu 2 tahun loh untuk riset.

    ReplyDelete
  5. PEMBUKAAN
    selamat pagi, numpang baca dan komen lagi

    ISI
    jadi cerita utamanya adalah:
    bagaimana Yin Golema menjalani kehidupan bersama keluarga Kerajaan Balok.
    woow. salut deh buat Mr. Ian Sancin yang butuh riset lama untuk menulis buku ini,
    nggak gampang menceritakan sejarah itu.
    saya saja kesusahan.
    nice :)

    PENUTUP
    sekian dulu. suatu saat nanti saya akan berkunjung kembali ke sini.
    terima kasih dan mohon maaf :eek:

    ReplyDelete
  6. Ciri khasnya yg paling membedakan dengan tri logi laskar pelangi apa ?

    apakah ini lebih ke aspek budaya dominan disini ?

    Salam :)

    ReplyDelete
  7. iya salut banget sama ia, untuk menggambarkan satu pohon saja ian sancin bisa memakai 3000 karakter huruf..

    ReplyDelete
  8. kalo Yin Galema lebih mengutamakan unsur sejarah didalamnya. saya juga abelum baca, cuma baca resensi nya aja, heheh

    ReplyDelete
  9. PEMBUKAAN
    selamat pagi
    ISI
    deskripsi pohon saja sampai 3000 karakter. hebat juga.
    saya saja kalau bikin deskripsi sebanyak itu udah ngos-ngosan. hufpth.
    sepertinya buku ini bisa masuk daftar belanja saya :cool:
    PENUTUP
    terima kasih dan mohon maaf :eek:

    ReplyDelete
  10. wah. layak beli dan layak baca nih keknya. :D

    ReplyDelete
  11. boleh juga zam, aku rencananya mo beli, tapi udah dpt pinjaman dari kantor, krn kemaren talkshow di radio, jadi dapet bacaan gratis heheheh

    ReplyDelete
  12. hai tary , makngah ikut lo di acara bedah bukunya kemarin ...

    ReplyDelete
  13. hai kak tary..tiwi juga ikut di acara bedah bukunya kemarin

    ReplyDelete