Monday 10 May 2010

mawar yang memberi banyak arti...



Hari ini aku baru tau setangkai mawar bisa menjadi sumber kekuatan dan kehidupan untuk banyak orang. Terkadang kita tidak menyadari bahwa kehidupan kita jauh lebih baik dan jauh lebih beruntung dari orang lain.

Tadi sore, pulang kerja aku menonton program acara di salah satu TV swasta, disitu menceritakan tentang kehidupan para pemburu bunga mawar yang terdapat di sebuah desa di kabupaten magelang jawa tengah. kadang keluhan-keluhan yang sering aku keluhkan memang tanpa alasan membuat aku malu pada diri sendiri. Jauh di ujung sana ada orang-orang yang harus berjuang keras untuk mendapatkan sesuatu, namun pengorbanan yang mereka lakukan tidak sebanding dengan hasil yang mereka dapatkan.

Allah menciptakan semua yang ada di muka bumi ini untuk saling bersinergi, Allah melimpahkan kekayaan alam yang luar biasa, seperti emas dan berlian misalnya dijadikan simbol kemewahan dan kemakmuran juga status sosial. Tapi untuk memperoleh benda-benda tersebut butuh kesabaran dan ketelitian tingkat tinggi. Maut ditantang, nyawa pun rela dikorbankan. Malah untuk mendapatkan hasil yang maksimal keluarga pun dilibatkan. Hasilnya tidak seberapa, malah meninggalkan asa dan duka. Sebuah potret sekelompok warga yang ingin hidup layak di negeri yang konon “kaya” dengan sumber alamnya……

Nah, di desa ini, sebagian masyarakatnya menggantungkan hidup pada bunga mawar, setiap hari mereka berburu bunga mawar, dikumpulkan untuk kemudian dijual kepada para pengumpul di pasar dengan harga yang sangat murah.

Mbah muji, nenek berusia 70-an tahun yang sudah sangat renta ini pun masih harus giat bekerja di usia senja nya untuk menyambung hidup. Sungguh ironis dan menyayat hati. Nenek seusia mbah muji seharusnya sudah tidak memikirkan lagi untuk mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari, seharusnya nenek seusia mbah muji sudah harus beristirahat dirumah bercengkrama dengan anak cucu tanpa harus berpikir keras, berjuang untuk mengisi perut agar kehidupan terus berjalan.

Bukan hanya mbah muji saja, masih ada beberapa warga lainnya yang berprofesi seperti mbah muji dan rata-rata dari mereka adalah nenek dengan usia senja. Seperti pagi itu, mbah muji dan teman-temannya bangun pagi untuk berburu bunga mawar di hutan, dan Subhanaullah bunga mawar di desa ini tumbuh dimana-mana, di hutan, di jalananan di semak belukar dan dimana saja bisa mereka jumpai, Allah Maha Besar, Ia tau apa yang dibutuhkan mahluknya, siapa kira dari kuntum-kuntum bunga mawar ini bisa menjadi tumpuan dan harapan bagi kehidupan banyak orang.

Pagi ini Mbah muji dan teman-temannya harus menempuh perjalanan jauh untuk masuk hutan berburu bunga mawar. Mereka memetik kuntum demi kuntum bunga mawar untuk dijual, terkadang mereka harus berlomba dengan waktu, ketika bunga mawar tak segar lagi, maka tak akan ada pengumpul yang akan membeli dan itupun harus berlomba-lomba dengan para pemburu lainnya yang berprofesi sama seperti mbah muji. Sore ini mbah muji hanya mendapat satu keranjang bunga mawar segar, ia pun bergegas pulang dan keesokan harinya ketika matahri terbit ia harus menempuh perjalanan jauh lagi ke pasar untuk menjual bunga-bunga mawar segar tadi.

Sungguh ironis, satu keranjang bunga mawar mbah muji hanya dihargai 2.000 rupiah oleh para pengumpul, sementara itu para pengumpul menjual bunga-bunga mawar ini kepada para pembeli 10 kali lipat dari harga beli dari mbah muji yakni 20.000 rupiah. menyedihkan sekali, pengorbanan mbah muji dari pagi hari sampai dengan petang menempuh perjalanan jauh ke hutan untuk memburu mawar, lalu melakukan perjalanan jauh lagi ke pasar untuk menjual mawar-mawar itu ia hanya mendapatkan uang 2.000 rupiah.

Untuk menambah tenaga, dengan uang 2.000 rupiah tadi mbah Muji hanya mengisi perut dengan bubur sayur yang ia beli di pasar, dari uang itu ia menerima kembalian berupa uang recehan logam untuk kemudian disimpan untuk keperluan hidup lainnya. Subahanaullah uang 2.000 rupiah mungkin bagi kita tidak ada artinya, tapi bagi mbah muji dan teman-temannya, itu adalah rezeki dari Allah yang harus di syukurinya hari ini, hasil dari jerih payahnya seharian, dan mereka pun cukup puas meski penghasilannya tidak sebanding dengan pengorbanan yang telah dilakukan.

Lain mbah muji lain juga dengan seorang bapak yang juga berprofesi sebagai pemburu mawar, sore itu ia dan anak laki-lakinya sudah menyiapkan obor dan perlengkapan untuk memburu mawar, ia dan anaknya harus menginap di dalam hutan dibekali dengan singkong yang nantinya akan dibakar jika kelaparan tengah malam, bapak ini dan anaknya harus bangun sebelum shubuh untuk kembali kerumah dan selanjutnya menuju kepasar untuk menjual mawar-mawar ini kepada para pengumpul.

Ketika matahri terbit, seusai sholat shubuh bapak ini kembali ke rumah, hasil hari ini tidak cukup banyak, mawar-mawar yang didapat tidak mencapai satu keranjang. Namun ia tetap semangat dan percaya rezeki yang di beri Allah hanya sebatas itu. Meski tak sebanding dengan kerja keras yang telah dilakukan.

Ya Allah, berilah kesabaran untuk orang-orang ini, dibalik kesukaran pasti ada kemudahan. Dan sore ini aku telah belajar tentang arti pengorbanan. Dari satu kuntum mawar yang memberi arti bagi banyak orang. Bukan hanya pengorbanannya tapi kesabaran dan keikhlasan di balik kesukaran ini.

41 comments:

  1. salam kenal dari http://aby-umy.blogspot.com/

    kalau ada waktu mampir ya sobat??

    ReplyDelete
  2. Tidak ada satupun yg diciptakan dengan sia-sia.. Alam semesta ini memang untuk manusia :)

    ReplyDelete
  3. Itu magelangnya dimana y, kok saya yg dh tinggal dmagelang sekian lama baru kali ini denger rose hunter(*parah) hhaha...
    Hmmm... Kyk laguny dmasip dh yg jangan menyerah.. Cocok ama postingan ini...

    Pokoknya hebat dh tu orang pada, mawarny brguna bagi nusa dan bangsa menyatukan cinta umat manusia, u know what i mean...

    ReplyDelete
  4. Semangat pantang menyerah, salut.

    ReplyDelete
  5. salut buat semangat hidup mereka

    ReplyDelete
  6. perjuangan hidup yang memang tak pernah berhenti walaupun usia sudah beranjak senja

    ReplyDelete
  7. Bertahan Hidup dengan Mawar. Mmm.. bisa dijadikan judul filem tuh... atau Survive with Roses. Kisah yang menyentuh hati... Yang belum diceritakan adalah bagaimana kadang tangan mereka terkait dan tertusuk duri mawar. Oh, Mawar... kenapa sih engkau mesti berduri... hiks hiks....

    ReplyDelete
  8. Perjuangannya patut dijadikan contoh. Ironis sekali ya satu keranjang bunga mawar dihargai 2000? :(

    ReplyDelete
  9. ternyata pemburu mawar harus diimbangi pemburu berita seperti tary . .
    kemarin siang baru tayang, sekarang sudah dapat kita perbincangkan . .
    salut . . . sementara aku kemarin melihatnya dengan sambil lalu . .
    banyak yang aneh memang . . di pasar mereka disebut penjual mawar . .
    di desa mereka disebut petani mawar . . di televisi mereka disebut pemburu mawar
    . . dan tentu saja di blog ini . . . :P

    ReplyDelete
  10. kok diburu ya mawarnya, kenapa tidak dibudidayakan saja, di Kota Batu mawar di budidayakan dan banyak pembeli yg langsung mluncur ke sana, jadi para petani bisa langsung menikmati hasil dari jerih payahnya tanpa melalui tengkulak

    ReplyDelete
  11. Oh iya...itu adalah daerah kampung halamanku karena pakis itu bersebelahan dengan daerahku. Memang penduduk di lereng Merbabu tepatnya di daerah pakis kebanyakan berprofesi sebagai petani bungan mawar hal ini karena lahan mereka kurang subur berbeda dengan daerah saya yg subur......( jadi kangen pulang ).
    Itu informasi tambahan dari saya.
    salam kenal.

    Doyo
    animabandoenk@yahoo.co.id

    ReplyDelete
  12. Di TV mana ya tayangan tersebut ?
    Nama acaranya apa?
    Barangkali kalau ada siaran ulangnya biar aku bisa nonton. THANKS

    ReplyDelete
  13. Kasian sekali para pencari mawar itu ya, nasibnya memang mencerminkan hampir seluruh struktur ekonomi masyarakat bawah. Nelayan yg tiap hari bergelut dengan badai dan ombak, ikannya dihargai oleh tengkulak dg harga seadanya.. duh gusti!

    ReplyDelete
  14. wah, mantap juga nih share'y.......

    slm hangat ya dari freedom borneo...

    klu ada waktu kunjungi blog aku ya........

    http://freedom-borneo.blogspot.com

    ReplyDelete
  15. Begitulah hidup Mbak, ada yang bekerja keras tapi penghasilanya tak seberapa dan ada yang kerjanya ringan tapi berpenghasilan jutaan bahkan milyaran. Tapi Allah telah menentukan rizki setiap makhluk. Tiada satupun makluk sampai yang terkecil sekalipun kecuali Allah telah menjamin rizkinya.

    ReplyDelete
  16. biasanya, mereka ini sudah merasa senang dengan diberikannya kesehatan di usi setua itu;
    dan nikmat itu sadar atau tidak sadar, merupakan anugerah yang luar biasa bagi merek2...
    Mungkin, jika mereka istirhat saja di rumah, mereka justru akan lebih mudah sakit dan harus bayar rumah sakit lebih dr pengorbanan mereka 'berburu' mawar...

    wallahu a'lam

    suatu saat kita akan menjadi seperti mereka kok jika diberi kesempatan umur..
    so, Semoga kita diberikan kesehatan seumur hidup

    amiiin

    ReplyDelete
  17. wahh ada ya pekerjaan seperti itu ya mbak...
    lia baru tau..;(

    Kisah yang menyentuh..
    sudahkah kita bersyukur hari ini ?

    ReplyDelete
  18. membaca ini, merasakan juga telah belajar tentang pengorbanan, meski tidak melihat acara tv nya. Semangat berjuang ... begitulah yang hidup.

    ReplyDelete
  19. subhanallah mbah muji kuat banget ih
    udah 70 taun masi bekerja
    ga tega deh ngebacanyaaaaa


    haaaaaah

    ReplyDelete
  20. aku sempat menitikan air mata melihat reality tsb. Uang 2000,- saja begitu besar artinya bagi mereka, toh kita anggap tiada artinya uang sekecil itu
    salut & bangga dgn mereka masih tetap usaha/bekerja daripada meminta2 dipinggir jalan ---- >2 thumbs for all of them
    ya Allah,,,, semoga mata hati dan batin orang2 tersentak untuk membantu kehidupan mereka yang lebih layak

    ReplyDelete
  21. sekuntum mawar merah...
    tanda cinta dan ketulusan...
    bukti akan kesabaran tuk menghargai proses yg layak dijalani
    ahh ntahlaaah...

    ReplyDelete
  22. tak ada sesuatupun diciptakan Allah swt dgn kesia2an,
    kisah yg menyentuh sekali, sekaligus mengingatkan,
    sudhakah kita bersyukur utk hari ini ?
    salam

    ReplyDelete
  23. subhanallah

    *tibatiba diem, mikir, spicles bgt

    ReplyDelete
  24. pengingat yang sangat menyentuh, untuk terus dan terus belajar bersyukur, betapa banyak diluar sana dengan kondisi yang masih jauh dari kata cukup, boro2 mikir blogging, mikir makan untuk hari ini saja, mereka harus berjuang..

    ReplyDelete
  25. itulah kehidupan
    dan kita harus melihat kehidupan yang lebih rendah dari kita
    dan kita harus besyukur atas itu

    ReplyDelete
  26. hmmm segala sesuatu yang tlah diciptakan di atas dunia pasti memiliki makna dan manfaat kesemuanya diperuntukan buat kita semua untuk selalu menggali hikmah disebaliknya
    Sukses Slalu!

    ReplyDelete
  27. Pengorbanan sekecil apapun pasti bermakna, tidak akan pernah sia-sia....

    ReplyDelete
  28. kehidupan memang berat, dan memerlukan perjuangan besar
    salut buat para 'pemburu' mawar itu, hebaaat...
    lebih hebat dari orang2 yang 'hanya menikmati' sang mawar.

    :D

    ReplyDelete
  29. ku suka juga bunga mawar :)
    tidak hanya merah, tapi juga warna lain yang juga merekah :)

    ReplyDelete
  30. tulisannya sepintas terlihat sedih, tapi gue nangkep sesuatu yang kritis di sini!
    mantap!
    :)

    ReplyDelete
  31. ..boleh tau alamat ato no telp perangkat desanya yg bs dihubungi...???...ato alamat lengkap mbah muji or orang tdekatnya...???....tharu bgt kmrn pas nonton..sampe menitikkan air mata.....jd tgugah pngen cb bantu...

    ReplyDelete
  32. ooh.. rose merasa tersanjung.... ternyata rose banyak maknanya... :mrgreen:

    ReplyDelete
  33. [...] Under: Tak Berkategori by lia5februari2009 — Tinggalkan komentar Mei 14, 2010 Posted on Mei 9, 2010 by Meyliana Yuslinar [...]

    ReplyDelete
  34. subhanallah..
    sebuah kisah yang bisa menjadi motivasi bagi kita smua
    motivasi untuk tidak pernah menyerah untuk menjalani hidup ini,pada saat menonton tayangan itu terharu banget rasa nya.ternyata di luar sana masih banyak orang yang lebih membutuh kan dari pada kita.
    mbak muji sangat menginspirasi saya untuk tidak meyerah,rasa nya jadi pengen pergi ke daerah di mana para pemburu mawar bermukim.

    ReplyDelete
  35. bagus banget,saya besok mau buat dokumenternya..mungkin kamis besok saya jalan kesana.

    ReplyDelete
  36. coba orang-orang pada liat semua,karena gak semua orang pada tau adanya pekerjaan ini..dikota mah bunga diinjek-injek,tapi buat pemburu bunga mawar,bunga itu anugrah...dikota mahal banget,disana murah banget tapi bermanfaat.

    ReplyDelete
  37. dimana ya alamat lengkapnya? kalau ada yang tau tolong di jelaskan. saya ingin kesana untuk survey tugas akhir

    ReplyDelete
  38. huaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh
    w ud ksana nyari yg namanya mbah muji yg ngeburu mawar liar di hutan,,
    gag tau nya smuaaaaaa REKAYASA..
    emang ada desa yg mata pencaharian nya sebagai petani mawar...
    tapi gag ada tuh prmburu mawar hutan........
    w ksana nanya ke kepala lurah nya malah di ketawain,,
    dsna mawar kebon,,
    smua penduduk dsna punya lahan sendiri buad nanem bunga mawar...
    mbah muji mah dari desa lain yg dibawa trus disuruh shooting doankkk, dia bukan pemburu mawar aseli.......
    parraaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh.....

    ReplyDelete
  39. jadi, memang semua masyarakat disana itu punya kebon sendiri. tapi, memang mbah muji dan yang laennya itu kadang nyari bunga di hutan juga. tiap dua hari sekali. bukan tiap hari..
    mbah muji waktu itu memang diminta khusus untuk pengambilan gambar digunung, untuk dapetin suasana dramatis. tapi bukannya itu setting, memang sbenernya mereka juga kadang2 nyari bunga disono. nah, pak lurah yang anda tanyain itu, pak lurah yang sirik karna kagak di liput.. catetan, yang ngebikin cerita itu dari anak news a.k.a pemberitaan yang diambil dari fakta. bukan production house yang doyan ngarang cerita. aq ada kok kontak person nya.

    ReplyDelete