Friday 21 May 2010

Rahmat menginspirasiku pagi ini...


Seharian ini kota pangkalpinang di guyur hujan, dari pagi sebelum berangkat ngantor, hingga sekarang saat menuliskan postingan ini pun, hujan masih terus membasahi kotaku. Hujan-hujan begini indomie pedas pake telor cukup nikmat untuk mengisi perutku yang mulai resah. Dan lagi-lagi rencana diet hanya menjadi agenda.

Lupakan masalah diet, aku ingin mengajak kalian bicara tentang keinginan. Manusia tak lepas dari keinginan. Mungkin tak ada manusia yang tidak memiliki keinginan, sepertiku yang selalu mendamba bisa menurunkan bobot tubuhku hingga 5 Kilogram, dan ini keinginan ku saat ini.

Keinginan ada yang sederhana namun ada juga yang setinggi langit, banyak yang pengen kaya, pengen pintar, pengen jadi ini, pengen jadi itu, pengen pacar ganteng pengen pacar cantik dan segala macam keinginan yang tampaknya tak akan terwujud tanpa disertai usaha dan doa.

Ahh…tiba-tiba aku teringat Rahmat, penjual Koran yang setiap pagi mangkal di perempatan lampu merah jalan muntok. Beberapa bulan yang lalu aku pernah mewawancarainya untuk program realitas di radio.

Pagi ini, meski hujan lumayan deras, Rahmat tanpa bosan menjual Koran di depan warnet tepatnya di bawah traffic light. Setiap hari tanpa absen aku selalu menjumpai Rahmat di lampu merah ini. beberapa waktu dulu ketika mewawancarai Rahmat untuk program radio, aku sempat bertanya apa keinginan Rahmat, banyak keinginan yang ingin ia capai, diantaranya ingin sekolah lagi, ingin meringankan beban orang tua, ingin memiliki kehidupan yang lebih baik lagi dan yang terakhir Rahmat ingin membeli motor, meski tabungannya belum cukup tapi ia terus akan berusaha. tampaknya keinginan-keinginan dan tuntutan itulah yang membuat Rahmat terus menekuni pekerjaannya ini meski hujan panas, tanpa mengeluh dan tetap bersemangat setiap harinya.

Patut di contoh, semangat Rahmat menekuni profesinya ini, dengan berbagai keinginannya tersebut yang mungkin memotivasi ia untuk terus berusaha mengejar impiannya.

Dan kali ini Rahmat tak sendiri, ada 3 anak lain yang usianya lebih muda dari rahmat, yang juga berprofesi sebagai penjual Koran. Entah kenapa belakangan ini pemandangan di kota pangkalpinang tepatnya di perempatan lampu merah, banyak anak-anak usia sekolah yang setiap harinya menjaja Koran disini.

Di antara jajaran mobil, gemercik hujan, dan pengapnya jalan, ada anak-anak bergulat dengan hidup. Mereka yang adu cepat dengan lampu hijau. Mereka yang berkejaran dengan ban-ban yang terus menggelinding. Mereka yang menjaring gopekan dan cepekan -- lima ratusan dan seratusan -- di perempatan jalan. Sebagian besar mereka masih belasan tahun. Bahkan di antaranya baru berusia 6-7 tahunan. Anak-anak kecil membanting tulang di perempatan jalan untuk membantu nafkah keluarga.

Bila dibandingkan dengan mereka, kehidupan dan apa yang telah aku capai sekarang ini mungkin lebih cukup baik. terkadang keluhan-keluhan yang selalu terlontar dari mulutku, membuatku benar-benar merasa kecil di bandingkan dengan kehidupan mereka.

Mungkin apa yang aku lihat sekarang merupakan hal biasa yang terjadi di luaran sana, di jakarta misalnya, sudah menjadi pemandangan sehari-hari melihat potret buram kehidupan anak jalanan.

ketika pertama kali menginjakan kaki di jakarta, aku bisa melihat potret kehidupan orang-orang yang mungkin tak seberuntung kita, Suara tek-tek-dung-dung-dung dari balik kebak penumpang bis kota masih akan terus berkumandang. Tawaran rokok, permen, koran, bahkan pengelapan mobil setengah paksa agaknya masih berkepanjangan. Mungkin menyebalkan.

Tapi apa lagi yang bisa dilakukan anak-anak itu?

Anak-anak korban kemiskinan orangtuanya, dan yang sedari kecil sudah merasakan kerasnya kehidupan. Mereka memang hebat. Dalam usianya yang masih hijau, mereka sudah mandiri. Ketika sebayanya masih merengek-rengek minta diajak ke Dunia Fantasi, atau menghamburkan uang buat Pizza, Fried Chicken, juga mulai ke diskotek dan mencicipi minuman keras, mereka sudah bekerja keras untuk mendapat uang seribu dua ribu. terlihat mudah diramalkan, hanya uang seribu dua ribu itu pula yang akan mereka terima di hari tuanya.

yahh....seperti itulah....namun aku selalu yakin tidak selamanya akan seperti itu, seperti bumi yang terus berputar. bisa jadi Rahmat si tukang koran yang memiliki keinginan kuat, dengan kerja keras dan doa, akan bisa meraih keinginan dan impiannya.

Orang-orang yang yakin dengan arah dan tujuan serta selalu berusaha tanpa menyerah, tanpa mengeluh akan dapat mencapai tujuannya dengan lebih cepat dan lebih mudah. Ini terjadi karena mereka menjalaninya dengan ikhlas.

38 comments:

  1. yah... apa boleh buat. itulah salah satu potret buram hiruk pikuk Jakarta...

    ReplyDelete
  2. hmmm rahmat.....
    anak yang baik

    ReplyDelete
  3. pertama, aku doakan semoga mbak tary tetap diberikan keistiqomahan hati agar selalu dapat mengambil ibrah dari setiap peristiwa di dunia nan fana ini.

    aku doakan semoga rahmat dan anak-anak lainnya, diberikan kekuatan Iman dan Islam oleh ALLAH, agar kondisinya yang sekarang ini tidak membuat mereka rendah diri, atau melakukan hal-hal rendah, semoga mereka diberikan kekayaan hati. dan pada kita yang alhamdulillah diberikan nikmat lebih dapat semakin giat berbagi terhadap sesama. semoga pemerintah dalam hal ini, yang harus bertanggungjawab atas anak-anak Indonesia tersebut tergerak hatinya untuk menjadi pemimpin yang adil dan benar-benar melaksanakan tugasnya . amin .


    nice share, mbak ;)

    ReplyDelete
  4. subhanallah deh si rahmat itu
    emang sih di negara kita makin banyak anak-anak kecil udah disuruh kerja nyari duit
    sungguh ironi sekali

    mereka blom saatnya untuk mencari uang sendiri
    heeee

    ReplyDelete
  5. tulisan mbak tari menginspirasi rakhmat ;)
    suatu saat dia kan jadi presiden

    semangat always ;)

    ReplyDelete
  6. ternyata pindah rumah yah
    hehehehe

    *apdet link dulu ah*

    ReplyDelete
  7. semoga hari esok akan lebih baik bagi kita semua,
    selama ada semangat dan keoptimisan, segalanya akan mungkin
    tetap semangat, dan lakukan yang terbaik...
    bismillah... :)

    ReplyDelete
  8. aku langsung teringat Budi dlm lagu Iwan Fals Sore Tugu Pancoran dan Ridwan, kawan SD-ku yg pd akhirnya setelah lulus SD lebih memilih kehidupan jalanan sbg tempat untuk melanjutkan hidup.

    Sore tugu Pancoran:
    Si Budi kecil kuyup menggigil
    Menahan dingin tanpa jas hujan
    Di simpang jalan tugu pancoran
    Tunggu pembeli jajakan koran

    Menjelang maghrib hujan tak reda
    Si Budi murung menghitung laba
    Surat kabar sore dijual malam
    Selepas isya melangkah pulang

    Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
    Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
    Anak sekecil itu sempat nikmati waktu
    Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepang

    Cepat langkah waktu pagi menunggu
    Si Budi sibuk siapkan buku
    Tugas dari sekolah selesai setengah
    Sanggupkah si Budi diam di dua sisi

    Salam buat Rahmat, ya Tary...
    :D

    ReplyDelete
  9. Memang begitulah kehidupan, pun di kala hidup sudah berkecukupan bukan berarti kita tidak boleh tak prihatin :)

    ReplyDelete
  10. terkadang mereka memberi sedikit pemahaman akan kehidupan pada sisinya yg lain. banyak kelelahan yang menopang hidup mereka, dan kenapa kita tak mampu membangun tumpukan lelah.. yg mungkin tak seberapa dibandingkan mereka

    ReplyDelete
  11. kunjungan pertama dan salam kenal ...
    masih banyak rahmat yang lain, karena himpitan hidup. semangatnya patut jadi suri teladan ...
    jangan menyerah sampai peluit terakhir sebuah pertandingan.
    salam.

    ReplyDelete
  12. Yang jadi pertanyaanku sekarang, apakah kamu salah satu pelanggan si Rahmat beli koran tiap pagi? Atau kamu nggak pernah baca koran nih? :lol:

    ReplyDelete
  13. Yah. inti ketegaran hati adalah pada keikhlasan dan kebersyukuran diri kepada sang maha pemilik kehidupan mbak... :)

    ReplyDelete
  14. Orang-orang yang yakin dengan arah dan tujuan serta selalu berusaha tanpa menyerah, tanpa mengeluh akan dapat mencapai tujuannya dengan lebih cepat dan lebih mudah. Ini terjadi karena mereka menjalaninya dengan ikhlas.

    ini nihhh baru quote of the day:)

    ReplyDelete
  15. hmmm saya kadang masih suka mengeluh...jadi malu ama si rahmat...

    ReplyDelete
  16. Mbak Tary, sesutu yang terjadi memang menyimpan rahmat dibaliknya, tinggal kita sahaja yang memetik hikmahnya.

    ReplyDelete
  17. Hal2 disekitar kita kadang menjadi suatu fenomena yang mampu mengoyak kesadaran kita betapa kemiskinan telah merenggut harapan dari anak2 itu

    ReplyDelete
  18. "Orang-orang yang yakin dengan arah dan tujuan serta selalu berusaha tanpa menyerah, tanpa mengeluh akan dapat mencapai tujuannya dengan lebih cepat dan lebih mudah" saya sangat setuju itu...dan kalimat itu akan tersimpat dalam catatan saya, hidup ini adalah seperti sepasang sayap , sayap satunya adalah keyakinan ,sayap yang lain adalah keterbukaan yang disertai rendah hati.

    ReplyDelete
  19. Ai laik dis, saya jd ingat masa kecil saya. dan karena itu saya ada disini, saat ini..

    ReplyDelete
  20. semanatnya tinggi...semoga dia jadi orang sukses suatu hari nanti :D

    ReplyDelete
  21. mereka
    kadang kita belajar dari mereka
    dari ketangguhan mereka :)

    ReplyDelete
  22. Sist.. aq juga belajar banyak dr anak-anak seperti mereka yang mampu bertahan hidup..
    bukan sepertiku yg kadang mengeluh..
    Salah satu adik asuhku yg jualan koran.. skrg dr usaha jualan koran dan sedikit modal bisa buka warung kecil2an...Usaha yang gigih dan mengatakan "kak, awak gk mau jd tukang koran" tp tetap berjualan...:(

    ehmmmm cerita indah

    ReplyDelete
  23. Alhamdulillah Mbak, sampeyan bisa mengambil ibrahnya :) dan tentunya saya pun mendapatkan ibrah nya juga ;)

    Salam semangat selalu

    ReplyDelete
  24. What a Great Inspiring Story!!

    ReplyDelete
  25. aku ingin begini, aku ingin begitu, ingin ini ingin itu banyak sekali..... ;)

    ReplyDelete
  26. weww!!!
    Ilhkas, tekun, konsisten, yakin!!!
    Kekuatan langkah menuju pencapaian yang sempurna...

    ReplyDelete
  27. Ya memang suka sedih kalau melihat anak-anak jalanan begitu luwesnya bekerja keras mencari uang demi bisa makan hari itu. Mengemis, ngamen, lap-2 kaca. Saya selalu ngenes lihatnya, karena tak tahu harus berbuat apa untuk mereka saat itu.

    ReplyDelete
  28. Semoga Rakhmat dilimpahi rahmad oleh-NYA, amin.

    ReplyDelete
  29. waaa―h.. semangatnya si Rahmat. kunjungan perdana nih.. :D

    ReplyDelete
  30. berkunjung ke blog perdana mba tary yang baru hehe :D
    potret yang ironis ya.. padahal katanya anak telantar akan dipelihara negara :D

    ReplyDelete
  31. blue juga mendoakanmu,kawan
    postinganmu sekarang lebih berisi dan itu blue suka..................pewarna khasmu memang berubah namun menuju kelebih baik itu yg blue banggakan darimu
    salam hangat dari blue

    ReplyDelete
  32. pemerintah pun tak segera turun tangan :(
    apakah harus selalu mengandalkan pemerintah ?

    (komen yg agak kurang nyambung, maap :P)

    ReplyDelete
  33. Ya beginilah alur kehidupan di dunia ini. Just My Opinion,

    ReplyDelete
  34. tiada yg abadi di dunia ini.. roda kehidupan akan selalu berputar ry...

    ReplyDelete
  35. yang terpenting bagaimana kita dan juga mereka bisa memaknai kehidupannya masing2 dengan takdir yang telah ditetapkanNya agar lebih bermakna hidup ini..

    ReplyDelete
  36. setiap peristiwa memang selalu menyimpan sebuah hikmah,
    kembali pada kita ,apakah ingin memetik hikmahnya disana.
    salam

    ReplyDelete
  37. Inilah kehidupan..
    Potret pelajaran berharga dari seorang Rahmat
    si anak penjual koran..
    Salam kenal Mas..

    ReplyDelete